Kamis 15 Apr 2021 13:24 WIB

Warga Tambrauw, Papua Barat Tolak Kehadiran Militer

Bupati Tambrauw Gabriel Asem dan jajarannya menfasilitasi pertemuan bersama itu.

Rep: Ali Mansur / Red: Agus Yulianto
Prajurit TNI menyapa warga saat melakukan paroli di Wamena,Papua.
Foto: Antara/Iwan Adisaputra
Prajurit TNI menyapa warga saat melakukan paroli di Wamena,Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Forum Intelektual Muda Tambrauw Cinta Damai, Yohanis Mambrasar mengatakan, warga Tambrauw menolak kehadiran militer di wilayah mereka. Penolakan itu dilakukan dengan aksi unjuk rasa yang tergabung dalam Gabungan Mahasiswa dan Rakyat Tambrauw Tolak Militer ke Kantor DPRD kabupaten Tambrauw di Distrik Fef, Kabupaten Tambrauw, Rabu (14/4) kemarin.

"Dalam aksi ini, para demonstran menuntut pemerintah tarik seluruh pasukan TNI dari Tambrauw, warga menyatakan tolak pembangunan Kodim, Koramil, Babinsa dan Satgas di seluruh Tambrauw," ujar Yohanis Mambrasar dalam pesan singkatnya, Kamis (15/4).

Selain itu, kata Yohanis, para demonstran juga mendesak TNI segera proses hukum TNI pelaku kekerasan terhadap Moses Yewen. Serta mendesak pemerintah dan TNI menutup atau membubarkan Kodim, Koramil-Koramil, Babinsa-Babinsa dan Satgas-Satgas. Aksi unjuk rasa warga Tambrauw, diterima langsung oleh Bupati Kabupaten Tambrauw Gabriel Asem dan jajaran.

"Bupati juga menyatakan menfasilitasi pertemuan bersama antara Pemerintah, DPR RI, perwakilan demonstran, Dandim, Kapolres pada hari Kamis 15 April 2021 di Gedung DPRD Tambrauw untuk membicarakan aspirasi warga Tambrauw ini," tutup Yohanis Mambrasar. 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement