REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemkab Sleman melakukan kick off pembentukan petani milenial. Agenda ini ditandai panen perdana hasil pertanian petani milenial di demonstration ploting (demplot) seluas 1,5 hektare di utara area Rumah Dinas Bupati Sleman.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Heru Saptono, mengatakan saat ini di Kabupaten Sleman saat terdapat sekitar 294 petani. Tapi, ditargetkan akan terbentuk sebanyak 1.000 petani milenial pada 2024.
"Kami berharap target ini bisa terpenuhi dengan lebih cepat sebelum 2024," kata Heru, Senin (12/4).
Ia menerangkan, secara batasan usia petani milenial 19-39 tahun. Mereka tidak cuma menguasai bidang pertanian, tapi juga teknologi informasi salah satunya yang dilakukan saat panen perdana yaitu penyemprotan cabai menggunakan drone.
"Ini sebagai motivasi bagi petani milenial kalau bertani tidak harus menyentuh lahan, tapi bisa melalui teknologi," ujar Heru.
Panen perdana di lahan 1,5 hektare dari total lahan seluas empat hektar itu merupakan salah satu demplot yang diinisiasi Bupati Sleman. Nantinya, lokasi itu dijadikan sebagai sekolah tani untuk petani milenial belajar pertanian.
Bupati Sleman, Kustini Purnomo mengatakan, dari 1,5 hektare tersebut digunakan untuk menanam bawang, ketela rambat, bengkoang, cabai, melon, semangka, kacang panjang, kubis, nanas dan lidah buaya. Penanaman memakai sistem tumpang sari.
Ia berharap, nantinya keberadaan petani milenial bisa menjadi andalan Sleman. Terlebih, jika melihat dari perkembangan saat ini di Indonesia, yang mana anak-anak muda masih cenderung kurang berminat kepada sektor pertanian.
"Maka itu, kami mendorong terbentuknya petani milenial untuk meregenerasi dan lebih memajukan pertanian di Kabupaten Sleman," kata Kustini.