REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui UPTD Pemakaman pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), menyiapkan beberapa lubang makam yang sudah digali. Hal tersebut dilakukan agar petugas pemakaman tidak kerepotan apabila terjadi ledakan kematian akibat Covid-19 pada bulan Ramadhan.
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim mengatakan, antisipasi ini dilakukan sama seperti Ramadhan pada tahun sebelumnya. “Kita antisipasi supaya para petugas pemakaman tidak kerepotan apabila terjadi ledakan kematian akibat kasus Covid-19 pada bulan Ramadhan,” kata Dedie kepada Republika, Jumat (9/4).
Diketahui, tempat pemakaman umum (TPU) khusus Covid-19 di Kota Bogor, terletak di Kayumanis, Mulyaharja, Situ Gede, dan Gunung Gadung untuk jenazah non muslim.
Terpisah, Kepala UPTD Pemakaman Kota Bogor, Toto Gunarto merincikan, ada 101 lubang makam yang disiapkan UPTD Pemakaman pada Ramadhan tahun ini. Dimana, seluruhnya terletak di empat TPU berbeda.
“Di TPU Situ Gede 40 (lubang), Kayumanis 40, Mulyaharja sekarang ada pemakaman Covid juga kita buatkan sekitar 15, yang non muslim di kita siapkan 6 di TPU Gunung Gadung," kata Toto.
Di samping itu, lanjut Toto, saat ini terdapat 69 petugas makam yang tersebar di delapan TPU se-Kota Bogor. Baik di makam Covid-19 maupun non-Covid-19.
Ketika bulan Ramadhan, para petugas makam akan bertugas dengan sistem shift. Terutama saat Idul Fitri. Sehingga, dengan dipersiapkannya lubang makan tersebut dapat memudahkan pekerjaan dari para petugas yang tidak seluruhnya turun ke lapangan. Serta membiarkan para petugas untuk beribadah dengan khusyuk sebelum bertugas.
“Dari delapan TPU, kita ada 69 petugas. Itu mereka di-shift. Waktunya lebaran biasanya menjelang sholat ied di rumah dulu. Setelah itu jam 10-an mulai pemakaman lagi,” tuturnya.
Lebih lanjut, Toto menjelaskan, di Kota Bogor sudah ada 300 jenazah yang sudah dimakamkan dengan protokol Covid-19. Namun, meski mereka dimakamkan dengan protokol Covid-19, tidak diketahui apakah jenazah memang terpapar Covid-19 atau tidak.
“Yang sudah dimakamkan memakai protokol sekitar 300-an, di empat TPU. Itu terlepas dari positif atau negatif Covid-19, yang penting mereka dimakamkan dengan protokol kesehatan,” pungkasnya.