Sabtu 10 Apr 2021 07:43 WIB

Saat IMF Dua Kali Turunkan Proyeksi Ekonomi Indonesia

IMF sudah dua kali merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021

Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/4/2021). IMF merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,3 persen dari 4,8 persen pada 2021.
Foto:

Sinyal Perbaikan dari BKF

Pemerintah menyebut beberapa sektor menunjukkan sinyal perbaikan dari sisi konsumsi dan investasi. Hal ini membawa optimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kisaran 4,5 persen sampai 5,3 persen pada tahun ini.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengatakan ada hal yang perlu diperhatikan dari rilis IMF mengenai waktu kajiannya. “Yang dilakukan ini adalah analisis awal tahun dan dirilis kemarin. Jadi, kita selalu menggunakan data yang paling update,” kata Febrio.

Dari sisi lain, menurut dia, saat ini muncul varian Covid-19 baru contoh beberapa negara di dunia pun tengah mengalami gelombang ketiga pandemi sehingga harus disiplin dalam penanganannya. Indonesia cukup disiplin dan tidak ada kenaikan kasus yang melonjak. 

Pemerintah yakin pemulihan ekonomi diperkirakan berlanjut karena program vaksinasi terus dipercepat dengan jumlah pasokan yang memadai. Pemerintah juga yakin APBN bekerja ekspansif dan konsolidatif yang difokuskan untuk melanjutkan penanganan pandemi dan memperkuat pemulihan ekonomi.

Paket kebijakan terpadu Komite Stabilitas Sistem Keuangan untuk meningkatkan pembiayaan dunia usaha juga dilakukan. Terakhir, implementasi reformasi struktural melalui aturan turunan Undang-Undang No 11/2020 tentang Cipta Kerja, Indonesia Investment Authority, dan kelanjutan pembangunan prioritas.

Kepala Pusat Kebijakan Makro Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Hidayat Amir memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh sekitar tujuh persen sampai delapan persen pada kuartal dua tahun ini karena adanya akselerasi pemulihan. 

Adapun proyeksi pertumbuhan level tersebut masih realistis mengingat Indonesia memiliki dasar yang rendah pada kuartal dua tahun lalu, yakni minus 5,3 persen.

Tak hanya itu, berbagai indikator pertumbuhan ekonomi juga terlihat mulai mengalami peningkatan setelah tertekan dampak pandemi yang luar biasa pada tahun lalu, seperti penjualan semen dan kendaraan bermotor.

Kepala Ekonom BCA David Sumual menilai beberapa lembaga internasional termasuk IMF biasanya merilis kinerja ekonomi sedikitnya dua kali dalam setahun. Menurut dia, kemungkinan bisa saja ada lagi review ke atas karena konsen utama ada pada program vaksinasi.

David menjelaskan berdasarkan data terakhir Indonesia jauh lebih baik dalam hal vaksinasi. Saat ini, Indonesia sudah tembus 12 juta dosis.

Dari sisi nonprodusen vaksin, Indonesia termasuk keempat terbesar di dunia setelah Brasil, Turki, dan Jerman, untuk vaksin. Oleh karena itu, David cukup optimistis pelaksanaan vaksinasi selesai sesuai target sehingga dapat meningkatkan keyakinan masyarakat untuk beraktivitas dan mendorong ekonomi menuju normal.

“Sedangkan dari sisi produsen, Indonesia juga tidak hanya dari satu produsen. Kita hampir semua produsen sudah ada kepastian pasokan dan kita harap tidak ada masalah dari sisi pasokan,” kata David.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement