Jumat 09 Apr 2021 09:48 WIB

Tambahan Rp 3,28 T untuk Menggenjot Pariwisata Bali

Tambahan DAK diharapkan tingkatkan kualitas wisata Bali ketika dibuka nanti.

Seorang pria menjalani pemeriksaan medis sebelum menerima suntikan vaksin COVID-19 Sinovac saat vaksinasi massal untuk orang-orang yang bekerja di industri pariwisata dan transportasi di Nusa Dua, Bali, Indonesia pada Kamis, 4 Maret 2021.
Foto:

Sejauh ini belum ada kepastian kapan pariwisata Bali akan dibuka kembali bagi wisatawan asing. Selama pandemi memang baru wisatawan lokal yang bisa melancong ke Bali.

Pemerintah memang belum memberi kepastian waktu dibukanya Bali bagi WNA. Pemerintah sebatas mengisyaratkan Bali akan dibuka lagi pada pertengahan tahun ini.

Sebelum Bali dibuka lagi, upaya vaksinasi pun dikejar. Di awal April, Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, mengatakan capaian vaksinasi Covid-19 di tiga kawasan yang ditetapkan sebagai zona hijau sudah medekati 100 persen. Kawasan tersebut adalah Ubud, Sanur dan Nusa Dua.

Di antara tiga kawasan zona hijau, capaian vaksinasi kawasan Ubud, Kabupaten Gianyar telah tuntas 100 persen. Hanya saja untuk kawasan inti Ubud yang awalnya dialokasikan 46 ribu dosis vaksin, hanya terpakai 32.400 karena ada warga Ubud yang telah terdaftar di tempat mereka bekerja seperti kantor pemerintahan atau hotel.

"Sehingga kelebihan vaksin kita distribusikan ke wilayah sekitar Ubud seperti Desa Mas, Singakerta dan Lodtunduh. Jadi cakupan vaksinasi kawasan Ubud menjadi lebih luas dan ini tentunya lebih baik," ucap pria yang biasa disapa Cok Ace itu.

Sedangkan untuk dua kawasan hijau lainnya yaitu Sanur di Kota Denpasar, ia mendapat laporan realisasinya telah mencapai 93 persen dan ditarget rampung pada4 April. Untuk kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung, yang cakupannya paling luas dan target vaksinasi tercatat sebanyak 86 ribu orang, saat ini telah terealisasi sebanyak 67 ribu orang dan ditarget rampung 9 April 2021.

Cok Ace yang juga Guru Besar ISI Denpasar ini menyampaikan apresiasi atas semangat yang ditunjukkan warga serta dukungan dari berbagai komponen atas capaian vaksinasi tersebut. Lancarnya proses vaksinasi ini akan berkorelasi dengan rencana pembukaan Bali untuk wisatawan mancanegara yang diharapkan bisa sesuai jadwal yaitu bulan Juli 2021.

Perekonomian Bali memang porak poranda akibat pandemi Covid-19. Pariwisata Bali hampir tidak jalan selama pandemi.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho, pada awal Februari 2021, mengatakan berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jika dilihat secara tahunan (yoy), ekonomi Bali pada triwulan IV 2020 mengalami kontraksi minus 12,21 persen (yoy). Faktor tersebut bersumber dari kontraksi hampir seluruh komponen permintaan, kecuali konsumsi pemerintah. Dari sisi lapangan usaha, kontraksi terjadi pada seluruh lapangan usaha utama.

Secara keseluruhan pada 2020, Bali tumbuh negatif sebesar minus 9,31 persen (yoy), searah dengan perkiraan BI. "Bali merupakan provinsi yang terparah terdampak Covid-19 mengingat 54 persen sumbangan PDB berasal dari sektor pariwisata," ucapnya.

Meskipun Bali masih mengalami kontraksi, namun pada triwulan IV 2020 telah terjadi tren pemulihan yakni pertumbuhan triwulanan sebesar 0,94 persen (qtq) serta tercermin pada kenaikan nilai produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga konstan (ADHK) dari Rp 36,39 triliun pada triwulan III menjadi Rp 36,74 triliun pada triwulan IV 2020.

Dari sisi penggunaan, kontraksi tertinggi terjadi pada komponen impor luar negeri (-78,34 persen yoy), ekspor luar negeri (-76,23 persen yoy), investasi (-12,21 persen yoy), dan konsumsi rumah tangga (-3,65 persen yoy). Sementara konsumsi pemerintah masih tumbuh positif 0,17 persen (yoy).

Dari sisi lapangan usaha, hampir seluruhnya mengalami pertumbuhan negatif, dengan kontraksi terdalam pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan (-31,79 persen yoy), akomodasi makan dan minum (-27,52 persen yoy) serta pengadaan listrik air dan gas (-16,49 persen yoy).

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali namun memprediksi perekonomian Bali akan mulai tumbuh positif pada triwulan II 2021, seiring pencapaian target vaksinasi dan perkiraan penurunan kasus Covid-19. "Sementara, perekonomian Bali pada triwulan I-2021, kami perkirakan akan membaik dengan tingkat kontraksi yang mengecil," katanya.

Menurut Trisno, pada triwulan I 2021, ekonomi Bali masih mengalami kontraksi karena peningkatan kasus Covid-19 dan adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) selama Januari dan Februari yang memengaruhi mobilitas penduduk dan aktivitas ekonomi. "Pertumbuhan positif diperkirakan akan dimulai pada triwulan II 2021, sehingga secara keseluruhan tahun 2021 perekonomian diperkirakan tumbuh positif," ujarnya.

Optimisme terhadap pertumbuhan positif didukung oleh perkiraan tercapainya target vaksinasi yang disertai dengan menurunnya kasus Covid-19, sehingga mengembalikan aktivitas ekonomi di berbagai sektor, termasuk konsumsi, investasi, serta kinerja fiskal ekspor dan impor. "Sementara itu terkendalinya penanganan Covid-19 menumbuhkan level of confidence bagi wisatawan serta memungkinkan diselenggarakannya strategi wisata travel corridor arrangement (TCA) dan MICE di Bali," ucapnya.

"Perbaikan ini tidak lepas dari berlanjutnya penerapan tatanan era kehidupan baru dan peningkatan aktivitas sektor pariwisata di akhir tahun 2020 yang ditopang oleh wisatawan Nusantara," ucap Trisno.

photo
Wisatawan menikmati liburan di Pantai Mertasari Sanur, Denpasar, Bali, Sabtu (3/4/2021). Obyek wisata di wilayah Sanur yang dicanangkan sebagai zona hijau COVID-19 tersebut ramai dikunjungi wisatawan lokal pada liburan Hari Raya Paskah. - (Antara/Nyoman Hendra Wibowo)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement