REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Tweet Deny JA terjual 7000 dolar AS atau sekitar Rp.100 juta. Terjualnya tweet ini diharapkan menjadi tonggak baru Non- Fungible Token (NFT) di Indonesia.
Tweet Denny yang terjual tersebut adalah tweetnya yang dibuat tahun 2015, dalam bahasa Inggris. Bunyi tweetnya: “Share our love by stopping discrimination, in Indonesia and in Indonesia the world. RT if you agree.”
Denny merasa tweet ini kuat public interest-nya. Pesannya soal kampanye Indonesia Tanpa Diskriminasi. Tweet ini di RT sebanyak 234 ribu kali. Pertama kali Denny JA memposting tweet ini untuk dilelang dalam bentuk NFT, pada 31 Maret 2021. Lalu terjadilah lelang yang dapat dibaca di akun twitter DennyJA_World.
Tiga orang terlibat dalam lelang. Akhirnya, akun dengan nama BosNFT, menawar 7000 USD, tanggal 8 April 2021. Tawaran ini yang di-approved Denny JA.
Dari profilenya, BosNFT ini berdiam di Semarang. Ia membuka akun sejak tahun mei 2013. Ia banyak sekali memposting berita soal NFT.
NFT singkatan dari Non- Fungible Token. Ini digital dalam bentuk Blockchain Technology.
Tweet Denny merupakan tweet NFT pertama di Indonesia yang ditawar dengan nilai 7000 USD. "Tawaran itu saya diterima. Terjadilah transaksi pertama tweet di Indonesia, dalam bentuk NFT,” ungkap dia dalam siaran persnya, Kamis (8/4). Jual beli dokumen digital Indonesia dalam bentuk blockchain technology, lanjut Denny, telah dimulai.
Karena dalam bentuk NFT, kata Denny, dokumen digital dapat dikomersialkan. Itu karena dengan NFT, aneka digital dapat dimiliki secara tunggal.
Lukisan digital tadinya tak punya nilai ekonomis. Hal Itu karena bisa dikopi siapa saja. Tapi kini menjadi komersial karena melalui NFT, maka bisa dimonopoli oleh satu orang.
Denny mengaku diinspirasi oleh sebuah berita tentang tweet pertama yang di-NFT-kan, milik penemu Twiter, Jack Dorsey. Pada maret lalu, tahun 2021 ini, tweet pertama yang pernah ada, yang dibuat Jack Dorsey, laku di harga 2,9 USD. Itu setara 40 milyar rupiah.
Denny meyakini dunia NFT itu harapan baru. NFT berpeluang membuat semarak dunia seni digital di Indonesia.*
Walau Denny menerima 7000 USD, tapi ia terkena pemotongan fee payment gateway. Sehingga totalnya, Denny hanya menerima USD 6. 545 (sekitar 95 juta). Dana hasil penjualan tweetnya, rencananya akan Denny donasikan kepada komunitas untuk menghidupkan NFT di Indonesia.