REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur meluncurkan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) pada Kamis (8/4). Langkah ini dilakukan sebagai wujud partisipasi aktif dalam merespons terus berkembangnya industri halal di Jawa Timur.
Kementerian Perindustrian diketahui telah menetapkan dua Kawasan Industri Halal (KIH) pada Oktober 2020. Salah satunya berada di Jawa Timur, tepatnya di kawasan Safe n Lock Kabupaten Sidoarjo. KIH kedua yang telah ditetapkan yakni di Kawasan Industri Modern Cikande, di Serang, Banten.
"Kami mencanangkan reskilling dan upskilling kader-kader Ansor agar dapat berpartisipasi aktif dalam industri halal. Menjadi pelaku, penggerak, bukan hanya konsumen atau penonton," ujar Ketua PW GP Ansor Jawa Timur, Syafiq Syauqi, dalam seminar bertajuk Pembangunan Industri di Sidoarjo, sebagaimana keterangan yang diterima Republika.co.id, Kamis (8/4).
Seminar tersebut dipandu Wakil Ketua Bidang Energi dan SDA PW GP Ansor Jawa Timur, Ardy Maulidy Navastara, yang juga dosen ITS Surabaya. Dalam kesempatan tersebut, hadir Wakil Bupati Sidoarjo Subandi, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Timur Ahmad Zayadi dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur yang diwakili Wiwin, selaku pejabat fungsional.
Subandi mengatakan, keberadaan organisasi pemuda terutama Ansor sangat dibutuhkan pemerintah untuk saling bekerja sama dan mendukung program-program pembangunan pemerintah daerah. Terlebih, di Sidoarjo telah diresmikan KIH. Hal ini merupakan peluang bagi Ansor Jawa Timur untuk berkontribusi dalam mewujudkan Jawa Timur sebagai pusat industri dan wisata halal di Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Ahmad Zayadi mengatakan, industri halal ini cukup besar peluangnya. Sebab, produk dan jasa halal sangat diminati bahkan oleh non Muslim. Kemenag melalui BPJPH diberi mandat untuk menerbitkan sertifikat halal. “Kami mengundang civil society untuk berperan aktif. Bisa dirikan LPH, buat laboratorium atau penyelia halal," ujar Zayadi.
Sementara menurut Wiwin, minimnya SDM dan fasilitas industri halal merupakan fakta yang terjadi hari ini. Dengan jumlah industri ratusan ribu, laboratorium halal hanya tiga unit, begitu pun tenaga penyelia yang masih sangat minim. “Kami sangat senang, para pemuda Ansor memberikan perhatian pada industri halal," kata alumnus ITS tersebut.
Acara seminar ini juga dirangkai dengan pengukuhan Pengurus Bidang PW GP Ansor Jawa Timur. Dari 22 bidang, empat bidang yang dikukuhkan pada kesempatan ini, antara lain, Bidang Energi dan Sumber Daya Alam, Bidang Pendidikan Vokasi dan Peningkatan SDM, Bidang Hubungan antar Lembaga, serta Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan.