REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini kembali bertolak ke Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Kamis (8/4) pagi. Kali ini Mensos bukan hanya mengunjungi warga terdampak bencana, namun juga memastikan ke berbagai pelosok daerah NTT mana saja warga yang belum tersentuh bantuan
Mensos Risma, sapaan akrabnya, bertolak menuju Maumere ibu kota Kabupaten Sikka, dengan mendarat mulus di Bandara Fransiscus Xaverius Seda, di Kamis (8/4). Selanjutnya, Mensos dan rombongan langsung menuju Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, NTT. Perjalanan panjang ini tentu membutuhkan banyak stamina.
Perjalanan diperkirakan makan waktu 3 jam. Ini adalah perjalanan dinas Mensos kedua kali di kawasan Indonesia Timur tersebut yang kini tengah dilanda bencana banjir bandang dan longsor. Senin dan Selasa sebelumnya, Mensos telah menemui dan menyapa penyintas bencana di Nusa Tenggara Barat dan NTT.
“Kunjungan kali ini saya ingin memastikan kebutuhan warga yang belum tersentuh bantuan terpenuhi juga mengajak masyarakat dan dunia usaha untuk turut membantu warga terdampak bencana,” kata Mensos saat mendarat di Bandara Fransiskus Xaverius Seda, NTT (8/4).
Amukan Siklon Seroja menyebabkan banjir dan longsor di kedua wilayah ini. Mengakibatkan dampak dan kerusakan serius baik material maupun immaterial. Kali ini, Mensos menempuh sejumlah titik kunjungan untuk memastikan masyarakat menerima bantuan.
Selanjutnya, Mensos akan kembali ke Pulau Adonara, lalu ke Pulau Alor, dan ke Sumba Timur. Dari kunjungannya Senin dan Selasa lalu, Mensos mencatat, kesiapan SDM Kemensos seperti Taruna Siaga Bencana (Tagana) sudah cukup baik.
Namun karena ada keterbatasan peralatan, makanan yang disiapkan untuk pengungsi tidak bervariasi dan makan waktu lama disiapkan. “Ini karena di sana tidak ada kompor gas. Jadi ya masaknya lama. Kita akan bawa kompor gas nanti. Selain itu, juga akan dibawa kering tempe, orek tempe, selain juga obat-obatan. Kami juga sedang mengusahakan alat berat,” kata Mensos.
Mensos memaklumi adanya harapan agar bantuan lekas sampai. Pada prinsipnya, kata Mensos, bantuan dari Kemensos sudah siap disalurkan. Hanya saja karena bencana membuat akses transportasi terkendala cuaca. Akses jalan yang terputus juga menjadi tantangan tersendiri.
“Misalnya kemarin bantuan dari Maumere, mau nyeberang ke Adonara. Tapi karena cuaca ngga bagus, ya ngga bisa. Tapi untuk saya kemarin, saya paksakan,” katanya. Bantuan Kemensos diterbangkan ke lokasi bencana dengan pesawat Hercules milik TNI. “Ini bantuan dari Bapak Panglima TNI. Bentuk sinergitas antar instansi,” katanya.
Mengutip keterangan resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), data per Rabu (7/4) jam 14.000, tercatat warga meninggal dunia 124 orang, sebanyak 74 orang hilang, 129 orang luka-luka, dan 4.465 orang terdampak. Kemudian, sebanyak 688 rumah rusak berat, 272 rusak sedang, dan 154 rusak ringan.
Tercatat akibat bencana ini sebanyak 1.962 rumah terdampak, fasilitas umum sebanyak 87 unit, dan 24 fasilitas umum rusak berat. Baik di NTB maupun NTT, Mensos memastikan penyintas bencana tercukupi kebutuhan dasarnya.
Untuk memenuhi kebutuhan mendasar dan meringkan beban para penyintas bencana di NTB, Kemensos mengirimkan bantuan logistik, berupa permakanan, perlengkapan keluarga, peralatan evakuasi, serta peralatan sandang dengan total Rp1.254.302.685.
Adapun untuk penyintas bencana di NTT, Kemensos telah menyalurkan bantuan sebesar Rp2.704.056.695. Dengan perincian baantuan logistik tanggap darurat (buffer stock) sebesar Rp672.056.695.
Kemudian untuk logistik tanggap darurat (belanja langsung) sebesar Rp672.000.000; santunan ahli waris untuk 83 Jiwa sebesar Rp1.245.000.000; dan santunan korban luka berat sebanyak 23 jiwa dengan nilai Rp115.000.000.