Kamis 08 Apr 2021 11:48 WIB

Vaksin AstraZeneca yang Mulai Dibatasi di Eropa

169 kasus pembekuan darah ditemukan dari 34 juta vaksinasi AstraZeneca di Eropa.

Petugas kesehatan memperlihatkan botol vaksin Covid-19 AstraZeneca saat vaksinasi bagi pedagang di pasar tradisional Gringging, Kediri, Jawa Timur, Kamis (1/4/2021). Pedagang pasar di Kediri mulai mendapatkan suntikan vaksin dosis pertama guna menangkal penyebaran Covid-19 di pasar tradisional yang sering terjadi kerumunan saat bertransaksi.
Foto:

Sementara itu, Indonesia masih tetap akan menggunakan vaksin AstraZeneca. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan tetap menggunakan dan mendistribusikan vaksin ini karena otoritas terkait yaitu Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI), hingga Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) masih menyatakan vaksin ini aman.

"Sampai saat ini belum ada KIPI atau efek samping dari Vaksin AstraZeneca ya. Nanti yang akan mengkaji tentunya BPOM, ITAGI, hingga Komnas KIPI dan selama ini dikatakan masih aman," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi Republika, Ahad (4/4).

Tak hanya itu, dia menambahkan, keputusan organisasi kesehatan dunia PBB (WHO) dan Kelompok Penasehat Strategis Ahli Imunisasi (SAGE) WHO yang menyatakan Vaksin AstraZeneca masih bisa digunakan juga menjadi pertimbangan. Jadi, dia melanjutkan, vaksin AstraZeneca tetap digunakan untuk usia 18-59 tahun, bahkan untuk kelompok lanjut usia (lansia) di Tanah Air.

"Iya (masih digunakan)," ujarnya.

Isu terkait vaksin AstraZeneca memang lebih berkutat pada faktor kehalalannya setelah sebelumnya sempat disebut vaksin ini mengandung tripsin babi. Tak cukup dengan mengeluarkan fatwa halal vaksin AstraZeneca, tapi vaksinasi AstraZeneca banyak digunakan di kalangan ulama termasuk ke pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Tujuannya untuk memperkuat keyakinan masyarakat, khususnya umat Islam terhadap kebolehan vaksin tersebut. Vaksin AstraZeneca sempat dipersoalkan lantaran kajian Komisi Fatwa MUI menemukan unsur tripsin dari pankreas babi dalam vaksin, meskipun kemudian MUI menyatakan kebolehan dengan alasan kedaruratan.

"Saya percaya mudah-mudahan sesudah adanya penyuntikan AstraZeneca di MUI ini, penyuntikan AstraZeneca di seluruh Indonesia, di seluruh pelosok nusantara ini dan di seluruh orang-orang beragama muslim di Indonesia bisa berjalan dengan lancar," ujar Menkes Budi Gunadi, saat mendampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin meninjau vaksinasi pengurus MUI Pusat, Rabu (7/4).

Budi mengatakan, vaksinasi terhadap pengurus MUI dengan vaksin AstraZeneca  memberi pemahaman masyarakat tentang kebolehan penggunaan vaksin asal Inggris tersebut. Dengan begitu, masyarakat tidak lagi ragu untuk divaksin menggunakan vaksin tersebut.

Karena itu, ia mengapresiasi pelaksanaan vaksinasi di MUI Pusat dengan menggunakan AstraZeneca disertai dukungan Wapres Ma'ruf Amin. "Bapak Wapres sebagai senior dari umat muslim di seluruh Indonesia sudah memberikan contoh vaksin AstraZeneca ini aman, boleh dan wajib hukumnya untuk disuntikkan ke seluruh umat muslim di Indonesia untuk mencapai kekebalan komunal dalam rangka mengendalikan pandemi Covid-19 ini," ungkapnya.

Kemarin pengurus pusat MUI melakukan vaksinasi Covid-19 menggunakan vaksin AstraZeneca. Vaksinasi kali ini disaksikan oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Wapres menyebut vaksinasi di MUI Pusat hari ini memiliki kekhususan lantaran vaksin yang digunakan untuk menyuntik pengurus MUI Pusat adalah vaksin AstraZeneca. Wapres menyampaikan, vaksinasi pengurus MUI menggunakan Astrazeneca ingin membuktikan vaksin itu boleh dan aman digunakan meskipun ia menyebut terdapat unsur haram dalam bahan baku vaksin buatan Inggris itu.

"Vaksinasi di MUI Pusat ini istimewa karena menggunakan vaksin AstraZeneca, masalah ini kan jadi persoalan yang cukup hangat tapi MUI sesuai dengan pandangan dan keputusannya, Astrazeneca walaupun bahannya ada satu yang haram tapi dinyatakan boleh digunakan," ujar Wapres dalam keterangan persnya secara daring dari Kantor MUI Pusat, Jakarta, Rabu (7/4).

Ma'ruf pun mengimbau penggunakan vaksin AstraZeneca untuk vaksinasi para ulama dan pengurus MUI dilanjut ke tingkat daerah. "Karena itu mungkin ini (vaksin dengan AstraZeneca) yang akan terus dianjurkan ke MUI-MUI daerah provinsi kabupaten kota agar tidak ada keraguan, jadi masyarakat tdk perlu ragu menggunakannya dari segi kebolehannya, menurut pandangan keagamaan oleh MUI," kata Ma'ruf.

photo
Vaksin AstraZeneca - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement