Alijani mengatakan, China, di sisi lain, sedang mengupayakan manuver politik melawan pemerintahan Presiden AS Joe Biden. Dia mencatat Beijing tidak pernah menempatkan dirinya sebagai sekutu Iran dan implementasi perjanjian kerja sama komprehensif Iran-China tampaknya tidak mungkin dilakukan.
"Jika Iran menerapkan kebijakan luar negeri yang seimbang, mereka tidak akan ditinggalkan sendiri dan akan berakhir ke China," ujar sang pakar.
Alijani menekankan tidak ada keseimbangan kekuatan antara China dan Iran. "China tidak akan berinvestasi di area yang tidak aman; Iran bukanlah negara yang aman," kata dia menambahkan.
Seyyed Jalal Sadatiyan, ahli hubungan internasional Iran, mengatakan Iran perlu bekerja sama dengan China karena saat ini tidak memiliki hubungan baik dengan negara-negara Barat.
“Karena masalah hubungan bilateral dengan AS, hubungan Iran dengan negara-negara timur, seperti Rusia dan China, belakangan ini semakin kuat,” kata Sadatiyan kepada Anadolu Agency.
Kadir Temiz dari Istanbul Medeniyet University mengatakan, China telah mempercepat upayanya untuk membangun aliansi di kawasan itu sebagai tanggapan atas strategi hubungan multilateral pemerintahan Biden.
“Di era pasca-Trump, menjadi jelas bahwa pemerintahan Biden akan membentuk kebijakan luar negeri Amerika dengan memperkuat hubungan multilateral dan menyoroti institusi fundamental dan nilai-nilai tatanan global liberal,” kata Temiz.
Menurut dia, tujuan jangka pendek Beijing adalah melawan sanksi AS terhadap China melalui pelemahan strategi aliansi baru pemerintahan Biden.
Respons Amerika Serikat
Amerika Serikat akan mengevaluasi kesepakatan investasi antara China-Iran senilai 400 miliar dolar AS yang baru saja ditandatangani akhir pekan lalu.
"Kami tentu saja akan meninjau dan memastikan soal sanksi apa yang perlu diterapkan terkait perkembangan terbaru ini," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki, Senin (29/3).
Pernyataan Psaki tersebut merujuk pengumuman Teheran dan Beijing tentang perjanjian kerja sama strategis selama 25 tahun yang merupakan bagian dari inisiatif Belt and Road China. Ini adalah proyek infrastruktur besar-besaran yang membentang dari Asia Timur hingga Eropa.
Kerja sama pada sektor pertahanan juga termasuk dalam perjanjian itu sehingga dikhawatirkan dapat meningkatkan ketegangan dengan negara-negara Barat.
Pernyataan gabungan yang dirilis usai penandatanganan perjanjian menyebutkan kedua belah pihak ingin "mempromosikan pembangunan dan kemitraan strategis yang komprehensif" melalui kesepakatan ini.
Kesepakatan Iran-China, Perubahan Baru Sistem Politik Global
Seorang profesor politik dari Pakistan mengatakan perjanjian strategis dan komprehensif antara Iran dan China akan mengubah sistem politik internasional.
Dalam wawancara dengan IRNA, Dr Syed Qandil Abbas, Profesor Politik dan Hubungan Internasional di Universitas Quaid-e-Azam Paskistan, mengatakan kerja sama itu akan membawa kemakmuran ekonomi di wilayah tersebut.
Posisi Iran dan China makin kuat, ditambah ada Pakistan dan beberapa negara....