Memang, ia mengakui tidak mudah mengajak lansia ke tempat vaksinasi apalagi harus mengajak, memberi penjelasan pada orang tua yang telah lanjut usia untuk mendapatkan vaksin. Bisa saja anggota keluarga lain tidak pas dengan jadwal lansia untuk menuju sentra vaksinasi.
"Sehingga, kami mencoba mendorong anak-anak yang masih muda ataupun keluarga bisa membantu terutama keluarga terdekatnya, membawa tantenya, pamannya atau juga neneknya atau keluarga terdekat yang masih berhubungan untuk dibawa ke sentra vaksinasi untuk mendapatkan vaksinasi," katanya.
Untuk meningkatkan minat anak muda mengajak lansia mendapatkan vaksinasi Covid-19, pihaknya juga memiliki program jika satu anak muda bisa membawa dua orang lansia maka bisa mendapatkan vaksinasi dosis pertama. Ia menambahkan, lansia yang diajak bukan hanya anggota keluarga melainkan juga orang lain seperti tetangga yang telah berusia lanjut.
"Tetapi utamakan orang tua yang lansia, kemudian kita juga bisa membantu tetangga atau lansia di sekitar kita kaena prinsipnya kita harus saling membantu untuk sama-sama keluar dari situasi pandemi Covid-19," katanya.
Ia menambahkan, lansia ini harus melalui proses registrasi terlebih dahulu sebelum divaksin dan membawa kartu identitas. Kendati demikian, ia mengakui, program ini baru berlaku di kota besar, di provinsi yang punya beban besar, dan di ibu kota provinsi.
"Kami belum bisa melakukan di semua tempat karena ada potensi para lansia dibantu untuk mendapatkan vaksinasi," ujarnya.
Artinya, dia melanjutkan, para kelompok manula ini dibantu orang-orang di sekitarnya kemudian mengantar mendapatkan vaksin ke sentra vaksinasi. Nadia optimistis jika upaya-upaya ini bisa dilakukan lebih banyak orang maka lebih baik.
"Kita bisa segera mempercepat pelaksanaan vaksinasi pada lansia. Kalau dipercepat proses vaksinasinya maka kerentanan bisa dikurangi," katanya.