REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, menerima silaturahim Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono. Pertemuan disebut ajang diskusi kebangsaan dan kenegaraan yang sudah lama diagendakan.
Pada kesempatan itu, Haedar berpesan tentang kondisi bangsa ini. Yang mana, kehidupan kebangsaan masih dalam koridor demokrasi dan konstitusi, tapi di lain sisi juga menghadapi sejumlah masalah dalam kehidupan berdemokrasi.
Ada politik yang transaksional, politik yang cenderung oligarki, politik yang sampai batas tertentu oportunistik dan nir-etika. Kedua, dia menegaskan, semua pihak harus berdiri tegak di atas konstitusi, termasuk dalam arena politik.
Haedar menekankan, Indonesia tetap eksis karena memiliki konstitusi kuat seperti pembukaan UUD 45 dan bermacam UUD. Jika ada defiasi terhadap konstitusi dan perundang-undangan, biasanya timbul masalah dalam kehidupan kebangsaan kita.
Apalagi, konstitusi yang berkaitan dengan cita-cita luhur bangsa yang berkaitan sebagai negara merdeka bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Yang mana, itu jadi cita-cita kehidupan bangsa kita oleh para pendiri negeri.
Haedar mengingatkan, pentingnya Pancasila sebagai rujukan bangsa, termasuk dalam berpolitik. Kepada Partai Demokrat dan elit politik, dia berpesan, jangan sampai Pancasila hanya berhenti di lisan, tulisan dan retorika.
"Pancasila sebagai political behavior harus menjadi pola perilaku politik," kata Haedar, Sabtu (3/4).