REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin berpesan agar dakwah Islam dilakukan dengan cara yang sejuk dengan narasi kerukunan. Hal itu disampaikan Ma'ruf saat menutup Muktamar Mathla’ul Anwar yang ke-20 bersamaan dengan Munas ke-5 Muslimat Mathla’ul Anwar secara virtual, Sabtu (3/4).
Wapres meminta agar Mathla’ul Anwar terus menjaga komitmen dan khittah-nya dengan terus mengajarkan Islam yang wasathy. "Yaitu Islam yang ramah, bukan Islam yang marah. Dakwah Islam harus kita jalankan dengan cara dan narasi yang sejuk, narasi kerukunan, bukan narasi konflik apalagi dengan cara kekerasan," kata Ma'ruf dalam sambutannya.
Wapres mengingatkan dakwah wasathy juga merupakan tradisi dakwah yang diajarkan oleh Pendiri Mathla’ul Anwar KH. Mas Abdurrahman. Pemerintah pun berharap, Mathla’ul Anwar tetap konsisten membangun peradaban bangsa melalui layanan pendidikan, dakwah dan sosial dengan mengajarkan agama yang rahmatan lil ‘alamin, yang ramah dan toleran.
"Dalam kaitan itu, saya menyampaikan penghargaan atas respon cepat Mathla’ul Anwar mengutuk peristiwa kekerasan yang terjadi beberapa hari belakangan ini, baik di Makassar maupun Jakarta," ungkapnya.
Selain itu, Wapres juga berharap Mathla’ul Anwar menjalankan tugas keulamaan yaitu membangun kemaslahatan dan kemanfaatan, serta menghilangkan kerusakan-kerusakan dan bahaya. Salah satu bahaya yang sedang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini adalah Covid-19 yang juga merupakan bahaya global.
Ia mengatakan, menangkal bahaya Covid-19 merupakan kewajiban. "Karena itu menjadi kewajiban kita semua untuk menangkal bahaya tersebut," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Wapres juga mengucapkan selamat kepada Ketua Majelis Amanah Pengurus Besar Mathla’ul Anwar terpilih dan Ketua Umum Pengurus Besar dan Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat Mathla’ul Anwar terpilih. Ia berharap Mathla’ul Anwar dapat menginspirasi dan memotivasi anggotanya dalam mendukung dan memberikan nilai tambah bagi pembangunan bangsa dan negara.