REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manusia memiliki sistem kekebalan dalam tubuhnya, yang biasa dikenal dengan istilah sistem imun. Sistem imun adalah sebuah sistem pertahanan tubuh pada jaringan, organ, dan sel. Sistem imun ini berfungsi melindungi tubuh dari benda asing,infeksi, dan penyakit.
Namun, ada kalanya sistem imun malah menyerang sel sehat di dalam tubuh manusia. Inilah yang menyebabkan seseorang menderita penyakit autoimun. Panyakit ini tergolong kompleks dan sulit disembuhkan.
Niken Tantyo Sudharmono adalah seorang yang memiliki spektarum autoimun. Selama bertahun-tahun ia mengidap autoimun. Tak mudah bagi Niken untuk bisa sembuh dari autoimun. Ia sudah mencoba berobat ke dokter spesialis autoimun, baik di dalam maupun luar negeri.
Beruntung, Niken sedari kecil sudah gemar membaca. Ia pun lalu mencari jurnal kedokteran yang membahas soal autoimun.
“Tekad saya, sebagai pengidap autoimun, saya harus bisa beraktivitas seperti layaknya orang tanpa autoimun, tanpa rasa takut kambuh lagi. Tapi, saya sempat berada di ambang rasa putus asa karena saya sadar penyakit autoimun tak ada obat penyembuhnya,” ujar Niken, Kamis (1/4) dalam keterangan tertulisnya.
Pada 2016, saat masih banyak orang yang belum paham manfaat lain vitamin D, Niken sudah mengampanyekan pentingnya vitamin D. Ia tahu persis, defisiensi vitamin D sejatinya sudah menjadi epidemi internasional. Sayangnya, gaung defisiensi vitamin D belum sampai di Indonesia.
“Padahal, kekurangan vitamin D merupakan salah satu pencetus autoimun dan bisa menurunkan imunitas tubuh. Beberapa jurnal medis internasional malah menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 cepat merebak lantaran kekurangan vitamin D,” ucap Niken.
Tekad kuat inilah yang membawa Niken menemukan sebuah formula untuk bisa terbebas dari autoimun. Caranya dengan mengubah gaya hidup. Niken menamakannya Lifestyle of Health (LOH). LOH terdiri dari tiga langkah. Karena itulah, Niken memberi nama formula ini sebagai LOH123.
Selain untuk pengidap autoimun, LOH123 juga bermanfaat untuk penyakit diabetes mellitus, kanker, liver, penyakit kardivaskular, ginjal. Juga berguna untuk penyakit degeneratif lain seperti alzheimer dan parkinson. “Salah satu bentuknya adalah rutinitas berpuasa minimal selama 17 jam sehari. Pengalaman saya sebagai orang yang memiliki spektrum autoimun sudah banyak saya sebar di YouTube dan Instagram,” ujar Niken.
LOH123 ini membuat Niken tetap bugar selama masa pandemi Covid-19. Namun, Niken mengingatkan bahwa berpuasa selama 17 jam sehari itu bukanlah puasa seperti yang biasa dijalankan umat Islam dalam bulan Ramadan. “Saya masih tetap minum air mineral, air lemon, air rebusan jahe, teh hijau, dan suplemen,” ucap Niken.
Niken menjalankan puasa 17 jam ini berdasarkan teori autophagy, yang ditemukan Yoshinori Ohsumi. Pada dasarnya, autophagy merupakan reaksi normal sel imunitas tubuh, untuk memakan sel-sel yang berpotensi menjadi sel-sel penyakit. Berkat penemuannya ini, Yoshinori mendapatkan Nobel Kesehatan dan Kedokteran tahun 2016.
Setelah mendalami berbagai literatur, termasuk buku Autoimun Solutions karya Amy Mayer, Niken berkesimpulkan, rangkaian gaya hidup sehat dalam LOH123 membuat proses autophagy dalam tubuh kita berjalan normal bahkan optimal. Kemampuan sel imunitas dalam “memakan” sel yang rusak dan berpotensi menjadi penyakit di masa depan, membuat risiko serangan penyakit menjadi lebih rendah.
Tak cuma di Indonesia, Niken juga menjadi seorang anggota aktif grup Facebook autophagy internasional. Niken sering menyebarkan pengetahuan dan pengalamannya kepada anggota grup yang berasal dari berbagai negara belahan dunia. Kisah inspiratif Niken bisa disimak di kanal YouTube Niken Tantyo Sudharmono dan akun media sosialnya.