Rabu 31 Mar 2021 13:00 WIB

Warga Sigi Diingatkan Tetap Waspada Cuaca Ekstrem

Cuaca ekstrem sering menimbulkan banjir seperti di Desa Beka pada 26 Maret kemarin.

Relawan bersama prajurit TNI membersihkan sisa material dan lumpur yang menggenangi rumah warga di Desa Beka, Marawola, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu (27/3/2021). Banjir lumpur yang terjadi pada Jumat (26/3) malam itu disebabkan oleh longsor pasca hujan deras di pegunungan dan menyapu pemukiman di wilayah tersebut dan mengakibatkan 70 rumah warga rusak berat, lebih dari 100 unit rumah rusak ringan dan sebanyak 200 warga terpaksa diungsikan.
Foto: Antara/Basri Marzuki
Relawan bersama prajurit TNI membersihkan sisa material dan lumpur yang menggenangi rumah warga di Desa Beka, Marawola, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu (27/3/2021). Banjir lumpur yang terjadi pada Jumat (26/3) malam itu disebabkan oleh longsor pasca hujan deras di pegunungan dan menyapu pemukiman di wilayah tersebut dan mengakibatkan 70 rumah warga rusak berat, lebih dari 100 unit rumah rusak ringan dan sebanyak 200 warga terpaksa diungsikan.

REPUBLIKA.CO.ID, SIGI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah mengingatkan warga untuk tetap waspada karena kondisi cuaca cukup ekstrem di daerah itu. Salah satu kejadian terbaru akibat cuaca ekstrem adalah banjir bandang di Desa Beka diterjang banjir bandang disertai lumpur yang mengakibatkan ratusan warga terpaksa mengungsi.  

"Daerah kita ini rawan bencana alam, karena banyak sungai dan struktur tanah labil sehingga sangat berpotensi terjadi banjir dan tanah longsor saat musim hujan seperti sekarang ini," kata Kepala BPBD Sigi Asrul di Sigi, Rabu (31/3).

Ia mengatakan laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sebagian wilayah Sulteng, termasuk Sigi, ke depan masih dilanda cuaca ekstrem. Dalam kondisi tersebut sering menimbulkan banjir dan tanah longsor seperti terjadi di Desa Beka, Kecamatan Marawola pada 26 Maret 2021.

Desa Beka diterjang banjir bandang yang mengakibatkan 292 warga terpaksa mengungsi karena permukiman mereka terendam banjir dan lumpur.

Menurut dia, yang harus dilakukan warga yang tinggal di dekat aliran sungai adalah tetap waspada dan segera mengungsi jika ada tanda-tanda debit air sungai meningkat. Di Sigi hampir seluruh wilayah rawan banjir. Sementara itu, di satu sisi belum semua sungai dibangun tanggul pengaman.

Pemkab Sigi baru membangun beberapa sungai besar yang selama ini sering banjir dan airnya meluap hingga permukiman masyarakat, sedangkan sebagian besar sungai belum ada tanggul pengaman.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement