Selasa 30 Mar 2021 23:57 WIB

Hari Film Nasional, Cinépolis Terus Dukung Sinema Indonesia

Hari film nasional Cinepolis dukung semua film Indonesia

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Karyawan membersihkan kursi penonton saat hari pertama pembukaan kembali Cinepolis Cinemas di Lippo Mall Kuta, Badung, Bali, Rabu (16/12/2020). Sejumlah bioskop di wilayah Bali kembali beroperasi dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 sesuai dengan peraturan dan rekomendasi pemerintah seperti membatasi kapasitas di dalam studio menjadi 50 persen dan mewajibkan pengunjung untuk mengenakan masker.
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
Karyawan membersihkan kursi penonton saat hari pertama pembukaan kembali Cinepolis Cinemas di Lippo Mall Kuta, Badung, Bali, Rabu (16/12/2020). Sejumlah bioskop di wilayah Bali kembali beroperasi dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 sesuai dengan peraturan dan rekomendasi pemerintah seperti membatasi kapasitas di dalam studio menjadi 50 persen dan mewajibkan pengunjung untuk mengenakan masker.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam rangka Hari Film Nasional ke-71 yang jatuh pada 30 Maret 2021, Cinépolis Cinemas menyatakan dukungannya terhadap film-film Indonesia. Cinépolis berharap perfilman di tanah air akan terus berkembang setelah new normal.

CEO Cinepolis Cinemas Indonesia Gerald Dibbayawan mengatakan, beberapa tahun terakhir film Indonesia telah menunjukkan hasil dan kontribusi yang sangat baik. Dari segi konten maupun jumlah penonton, terus berkembang setiap tahunnya. 

"Hari Film Nasional menjadi momentum bagi industri film tanah air untuk kembali lagi ke masa kejayaannya. Kita tidak sabar menantikan film-film terbaik Indonesia ditayangkan di semua bioskop Cinépolis," kata Gerald lewat pernyataan resminya.

Cinépolis yang saat ini memiliki 63 bioskop dengan 312 layar di Indonesia, berkomitmen selalu mendukung semua film Indonesia yang ditayangkan di bioskop. Seiring pertumbuhan ekonomi kreatif, prestasi industri perfilman Indonesia pun diyakini kian bertambah.

Merayakan Hari Film Nasional, Cinépolis turut menyoroti perjalanan industri perfilman Indonesia. Sejarah industri film Indonesia dimulai dengan rilisnya film bisu yang berjudul Loetoeng Kasaroeng, digarap oleh NV Java Film Company pada 1926. 

Pemain film tersebut merupakan orang-orang Indonesia asli dengan lokasi syuting yang bertempat di Bandung. Rilisnya film Loetoeng Kasaroeng menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah perfilman bangsa Indonesia. 

Selanjutnya, pada 30 Maret 1962, Dewan Film Nasional menetapkan tanggal itu sebagai Hari Film Nasional untuk mengapresiasi karya film anak bangsa dari masa ke masa. Sekarang, film karya sineas tanah air sudah banyak yang tersohor hingga ranah internasional. 

Sebelum era pandemi Covid-19, antusiasme masyarakat terhadap film baru cukup tinggi. Berdasarkan data yang dikutip Cinépolis dari Portal Informasi Indonesia, jumlah penonton film di bioskop Indonesia paling tinggi tercatat pada periode 2018 dan 2019.

Selama kedua tahun tersebut, jumlahnya mencapai lebih dari 63 juta penonton. Jumlah penonton film Indonesia juga terus meningkat. Semakin banyak film Indonesia yang jumlah penontonnya tembus di atas satu juta penonton dan menuai banyak penghargaan. 

Peran bioskop dinilai sangat penting dalam perjalanan serta perkembangan industri perfilman Indonesia, memberikan kontribusi 90 persen hasil bagi pemasukan film Indonesia. Selain itu, bioskop berhasil menekan angka pembajakan film di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement