Senin 29 Mar 2021 20:14 WIB

Pendidikan Moral Pancasila Didorong Jadi Mata Pelajaran

Staf Khusus BPIP mengapresiasi dorongan dari semua pihak termasuk Forum Agama Cita

Webinar Pancasila secara online dengan tema
Foto: bpip
Webinar Pancasila secara online dengan tema "Ajarkan Kembali Mata Pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP)".

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Agama Cinta Gus Soleh Mz menjelaskan Pendidikan Moral Pancasila (PMP) sangat penting masuk dalam mata pelajaran karena untuk memperkuat wawasan kebangsaan dan pemahaman nilai-nilai Pancasila.

"PMP, sejarah bangsa, dan agama yang memperkuat wawasan kebangsaan dan harus diterapkan lagi dalam pelajarannya," ucapnya saat membuka webinar Pancasila secara online dengan tema "Ajarkan Kembali Mata Pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP)". 

Gus Soleh juga menjabarkan bahwa seharusnya Pancasila dijaga dan tidak tergantikan. "Maka dengan PMP di sekolah merupakan salah satu cara untuk menjaga Ideologi Pancasila," tegasnya.

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo mengapresiasi terhadap dorongan dari semua pihak termasuk Forum Agama Cinta. Meskipun demikian menurutnya saat ini Pancasila belum menjadi pelajaran utama, tetapi optimis PMP atau Pendidikan Ideologi Pancasila (PIP) menjadi kurikulum mata pelajaran.

"Harus ada upaya dari masyarakat aga PMP ini menjadi kurikulum belajar kembali dan mendukung hal ini. Harus ada dasar hukum  Karena kalau tidak ada dasar hukum akan sulit," jelasnya.

Peneliti Pusat Studi Pancasila Universitas Gadjah Mada, Diasma Sandi Swandaru mengatakan ekstrimisme dan radikalisme masih menjadi ancaman  yang serius sehingga menjadikan pentingnya PMP dihidupkan kembali.

"Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 2 Tahun 1989 mewajibkan memuat pendidikan pancasila sedangkan setelah direvisi menjadi No. 20 tahun 2003 Pendidikan pancasila ini tidak ada," ujarnya. Diasma menegaskan harus adanya revisi terhadap UU Sisdiknas karena sudah ketinggalan zamannya.

Senada diutarakan oleh Pengamat Politik, Pertahanan dan Keamanan Arqam Azikin. Dirinya menjelaskan Bangsa mempunyai dua kekuatan besar yaitu budaya dan agama. "Budaya dan agama adalah dua kekuatan besar bangsa ini yang menciptakan toleransi dan bersatu," ujarnya.

Arqam menegaskan bahwa harus mengawal kedaulatan negara ini baik dari ideologi baru maupun ancaman lainnya. "Tantangan sekarang itu lebih sulit baik itu karena radikalisme atau menganaktirikan ideologi negara, nilai budaya sudah tidak diperhatikan dan lainnya harus menjadi konsentrasi dalam PMP ini," ucapnya.

Peneliti Pusat Studi Pancasila UPN Veteran Yogyakarta, Lastanta Budimanta menambahkan bahwa Pancasila sedang diuji dan banyak yang mencoba menghilangkan ideologi Pancasila ini seperti radikalisme. "Kita tidak perlu ragu lagi menegakan kembali Pancasila dalam setiap jiwa indonesia," pungkasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement