REPUBLIKA.CO.ID, oleh Intan Pratiwi, Rr Laeny Sulistywati, Antara
Seorang nenek berusia 100 tahun bernama Tiah menjadi salah satu dari 19 orang warga yang menjadi korban luka akibat kebakaran di Pertamina RU VI Balongan Kecamatan Balongan Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yang terjadi Senin (29/3) dini hari. Selain itu, seorang warga berusia 61 tahun Mashadi Dulkodir dilaporkan tewas akibat kejadian tersebut.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Provinsi Jawa Barat, ada 14 orang warga yang mengalami luka ringan. Mereka adalah Noaf Firmansyah (21 tahun), Muhammad Sidiq Maulana (13 tahun), Guntur Mauluna (13 tahun), Suteni (53 tahun), Yasmin, Mulyana (82 tahun) Dawin (80 tahun), Romalah (55 tahun), Sanusi (90 tahun), Warti (80 tahun), Rokamah (80 tahun), Tiah (100 tahun), Raminah (60 tahun) dan Ade Suratman (satpam). Sedangkan lima orang warga mengalami luka berat Kosim B Durakman (18 tahun), Abdul alias adil (18 tahun), Ibnu ajis (18 tahun), Ahmad Asrori (18 tahun) dan Khoirul Ikhwan (16 tahun).
Manajer Pusdalops PB BPBD Provinsi Jawa Barat, Budi Budiman Wahyu, mengatakan saat ini sebanyak 1.000 Orang Mengungsi dibagi ke tiga titik pengungsi yakni di Pendopo Kabupaten Indramayu, Gor Bumi Patra dan Masjid Islamic Center Indramayu. Kemudian tiga orang dinyatakan hilang atau belum diketemukan akibat kebakaran ini.
Budi mengatakan BPBD Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Indramayu. BPBD Kabupaten Indramayu melakukan kaji cepat ke lokasi kejadian dan aparat TNI dan Polri yang berada di lapangan sudah mengimbau kepada masyarakat sekitar agar mengungsi ke tempat yg lebih aman.
BPBD Jabar juga telah berkoordinasi dengan pihak terkait dan mendirikan pengungsian di tiga titik, yaitu Islamic Center, GOR Bumi Patra dan Pendopo Indramayu.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengatakan sebagian besar korban kebakaran kilang Balongan sudah kembali ke rumah. "Sebagian besar sudah ditangani dan juga sudah kembali ke rumah masing-masing namun masih ada lima orang yang masih ditangani di rumah sakit," ujar Nicke, Senin (29/3).
Baca juga : BREAKING NEWS: Pertamina's Balongan Refinery Exploded
Nicke juga menjelaskan untuk bisa mencegah adanya dampak lanjutan beberapa warga di desa terdekat dari insiden dievakuasi oleh Pertamina. Ia menjelaskan Pertamina membuat tempat pengungsian dan penampungan di lokasi terdekat.
"Namun berita terkini sebagian masyarakat telah kembali berangsur angsur pulang ke rumahnya dan ini terus kita pantau dan monitor kita pastikan agar tidak ada unsafe condition bagi masyarakat di sekitar kilang," ujar Nicke.
Berdasarkan laporan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Indramayu, terbakarnya tiga unit tank product premium 42 T 301 A/B/C itu berdampak pada lima desa. Yaitu Desa Balongan, Desa Sukareja, Desa Rawadalem, Desa Sukaurip dan Desa Tegalurung
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, mengatakan hingga saat ini, TRC BPBD Kabupaten Indramayu masih melakukan pendataan di lokasi terbakarnya kilang minyak tersebut. Ada 912 jiwa diungsikan akibat kebarakan tersebut, meliputi 220 jiwa di GOR Komplek Perum Pertamina Bumi Patra, 300 jiwa di Pendopo Kantor Bupati Indramayu dan 392 jiwa di Gedung Islamic Center Indramayu.
Kebakaran terjadi di Kilang Minyak RU IV milik PT Pertamina di Desa Balongan, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat mengalami kebakaran pada Senin dini hari pukul 01.59 WIB. Penyebab kebakaran belum diketahui pasti, namun saat kejadian kondisi sedang turun hujan lebat disertai petir.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Barat, Irjen Pol Ahmad Dofiri, mengatakan ada laporan mengenai indikasi kebocoran pada pipa tangki minyak yang terbakar di kilang minyak RU VI. "Kami mendapatkan informasi tadi bahwa ada rembesan atau kebocoran di pipa tangki yang terbakar," katanya di Indramayu.
Baca juga : Terbakar, Produksi Kilang Minyak Balongan Terganggukah?
Kebocoran tersebut, menurut dia, diduga memicu terbakarnya tangki minyak di kilang minyak RU VI Balongan. "Saya kira akibatnya itu, tetapi ini informasi awal, karena semalam itu ada petir yang cukup besar juga. Namun ini informasi awal, selebihnya nanti," katanya.
Hingga saat ini kebakaran kilang Balongan belum dapat dipadamkan. Ahmad Dofiri namun memastikan kebakaran sudah dapat dikendalikan.
"Dibanding dengan semalam, saat ini kobaran api sudah mulai berkurang," kata Ahmad Dofiri. Ia langsung melihat ke lokasi kejadian dan mendapatkan penjelasan dari Pertamina, terkait proses penanganan kebakaran di kilang minyak Pertamina.
Dofiri mengatakan saat ini lokasi tangki yang terbakar sudah dilakukan isolasi, agar api tidak menyebar ke tangki lainnya yang berada di sekitar lokasi. "Langkah awal yang bisa dilakukan yaitu dengan mengisolasi kobaran api, jangan sampai menyambar ke tangki lainnya," ujarnya.
Dia menambahkan penanganan kebakaran di kilang minyak memang tidak seperti biasa, karena butuh cara khusus dan penanganan juga terus berkoordinasi dengan Pertamina. Selain itu, dari informasi yang ada juga bantuan dari Pertamina Cilacap dan juga Jakarta.
Bantuan itu diharapkan bisa segera menangani kebakaran yang terjadi. "Apabila apinya sudah mulai meredup kemungkinan akan dilakukan segera pemadaman, karena penanganannya tidak seperti kebakaran biasa. Kami mendapatkan laporan adanya bantuan dari Cilacap dan Jakarta, mudah-mudahan nanti siang bisa datang," katanya.
Baca juga : In Picture: Penampakan Foto Kebakaran Kilang Balongan di Media Sosial
Seorang warga Blok Kesambi, Desa/Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, yang bernama Yati (40) mengatakan dia mencium bau menyengat di area kilang Balongan sebelum ledakan dan kebakaran terjadi. "Karena saya setiap hari di sana jadi tahu betul bau ini bukan yang seperti biasa. Baunya seperti bensin," kata Yati, mengenai bau menyengat yang tercium di area kilang pada Ahad (28/3) sekitar pukul 23.00 WIB, beberapa jam sebelum ledakan keras dan kebakaran terjadi di sana.