REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menilai tindakan bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar pada Ahad (28/3) merupakan perbuatan yang mematikan kemanusiaan dan peradaban. PDIP melihat aksi ini terkait bom bunuh diri di Surabaya beberapa waktu lalu.
"Apa yang terjadi di Makassar, ditinjau dari motifnya, tidak terlepas dari bom bunuh diri yang pernah terjadi di Kota Surabaya yang dilakukan oleh satu keluarga yang terjadi pada bulan Mei 2018 yang lalu," kata Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto dalam keterangan tertulisnya, Ahad (28/3).
Dia mengatakan, peristiwa itu kembali menyadarkan seluruh bangsa Indonesia bahwa persoalan intoleransi, radikalisme, terorisme dan berbagai ujaran kebencian harus diatasi lebih sungguh-sungguh. Menurutnya, hal itu bisa dilakukan melalui pendekatan budaya, pendidikan, kebudayaan, politik, sosial dan hukum.
"Bagaimanapun ideologi kegelapan dengan membenci sesama umat manusia telah merusak sendi-sendi kerukunan bangsa," katanya.
Dia mengatakan, semua pendekatan harus ditempuh agar perikehidupan bangsa berdasarkan Pancasila benar-benar menjadi jiwa bangsa. Hingga tidak memberi ruang sedikitpun bagi berkembangnya intoleransi, radikalisme dan terorisme.
Baca juga : Bom di Makassar, Polisi Evaluasi Penangkapan Terduga Teroris
PDIP mengajak seluruh komponen bangsa untuk bahu membahu menangkal ideologi kegelapan tersebut. Dia berharap semua agama dan kepercayaan kepada Tuhan mengajarkan kebaikan, hidup rukun, toleransi dan hormat menghormati.
"Dengan sikap tegas terhadap ideologi antikemanusiaan tersebut, maka Indonesia yang bersatu, damai, toleran akan dijaga dan terhindar dari berbagai persoalan perpecahan sebagaimana terjadi di Irak dan Siria," katanya.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono sebelumnya menjelaskan bahwa pelaku bom diduga berjumlah dua orang. Dia mengatakan, keduanya berboncengan menggunakan sepeda motor matic dengan nomor polisi DD 5984 MD. Aparat saat ini tengah melakukan indentifikasi dari pecahan kendaraan dan potongan tubuh pelaku.
Dia mengatakan, awalnya memang pelaku yang diduga mengunakan roda dua ini akan memasuki pelataran atau pintu gerbang gereja. Dia melanjutkan, saat itu gereja yang berisi separuh jamaah menyusul protokol kesehatan sudah selesai melakukan misa dan hendak keluar gereja.
"Tentunya dari dua orang yang mau masuk dicegah oleh security gereja tersebut dan kemudian terjadilah ledakan itu," katanya.
Seperti diketahui, aksi bom bunuh diri terjadi di pintu gerbang Gereja Katedral di Jalan Kajaolalido, MH Thamrin, Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad (28/3) sekirar pukul 10.20 waktu setempat. Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Agus Andriyanto menyatakan laporan sementara ledakan yang terjadi di depan pintu gerbang Gereja Katedral Makassar berasal dari bom bunuh diri.
Baca juga : Ada 12 Kantong Potongan Tubuh dari Lokasi Bom Makassar