Kamis 25 Mar 2021 14:43 WIB

Dugaan Penyebab Mengapa Jatuh 10 Korban Kebakaran Matraman

Kebakaran hebat di permukiman padat di Matraman terjadi sekitar pukul 04.20 WIB.

Warga mengamati lokasi kebakaran yang menghanguskan deretan kontrakan di Jalan Pisangan Baru III, RT 003, RW 006, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (25/3). Kebakaran tersebut terjadi sekitar pukul 04.50 WIB yang diduga akibat korsleting listrik. Sebanyak 10 korban tewas dalam kebakaran tersebut. Republika/Thoudy Badai
Foto:

Salah satu korban selamat kebakaran di Jl Pisangan Baru III, Matraman, Jakarta Timur, Nanang, mengaku sempat menerobos kobaran api untuk menyelamatkan anak dan istri yang masih terjebak dalam musibah itu. Kebakaran Matraman menelan 10 korban tewas di tempat kejadian perkara (TKP).

"Saya sempat nyiram seember. Anak saya gotong, tapi istri masih di dalam. Saya masuk lagi terobos api, saya tarik istri saya," ujar Nanang di lokasi kejadian, Kamis.

Dia mengatakan, saat itu dirinya terbangun karena mendengar teriakan kebakaran dari luar rumah kontrakannya. Kondisi saat itu api sudah mulai membesar dan membakar rumah kontrakan tetangga di sebelahnya.

"Di rumah tetangga itu api sudah keluar, di rumah saya belum," kata Nanang.

Nanang menambahkan, saat itu dirinya sempat berusaha memadamkan api yang membakar sepeda motor yang terparkir. Namun, karena kobaran api sudah membesar, ia pun memilih menyelamatkan diri dengan membawa anak dan istri terlebih dulu.

Dia mengatakan bahwa tetangga di samping rumah kontrakannya tidak bisa menyelamatkan diri karena api sudah telanjur membesar dan posisi rumah kontrakan berada di pojok gang buntu. "Yang pojok sebenarnya bisa keluar. Mungkin karena masih tidur nyenyak," imbuhnya.

Saat ini, Nanang dan keluarganya mengungsi sementara di rumah rukun warga (RW) setempat. Sementara itu, bantuan berupa sembako dan pakaian mulai berdatangan ke lokasi kejadian, seperti dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakartadan Kementerian Sosial.

Satu keluarga asal Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat, menjadi korban kebakaran hebat di Matraman. Keluarga asal Padang Pariaman yang tinggal di salah satu kontrakan tersebut bernama Beni (42) yang menjadi kepala keluarga, sang istri bernama Nova (43), dan ketiga anaknya yakni Fani (20), Bebe (15), dan Beno (8).

"Mereka tinggal di kontrakan tersebut sudah lama, sekitar 10 tahun. Seluruh keluarga meninggal dunia tidak sempat menyelamatkan diri," kata salah satu kerabat dari Beni dan Nova, Gepridoni, di Rumah Duka RSCM, Jakarta Pusat, Kamis.

Gepridoni menjelaskan bahwa jenazah Beni dan Nova serta tiga anaknya akan dibawa ke kampung asal mereka di Kayu Tanam, Padang Pariaman. Saat ini, seluruh kerabat tengah mengurus dokumen kematian keluarga Beni dan Nova untuk kemudian dibawa ke Padang Pariaman menggunakan pesawat maskapai Citilink.

Belasan kerabat dari Beni dan Nova terlihat masih menunggu pemulangan jenazah korban. Dari pengakuan kerabat, Beni dan Nova hanya memiliki kerabat dan saudara jauh di Jakarta, sementara seluruh keluarga dekat berada di Padang Pariaman.

Kerabat lainnya, Fendi, yang juga teman alumni SMP dan teman satu kampung. Beni mengatakan bahwa keluarga di Kayu Tanam sudah menyiapkan pemakaman.

"Kuburannya sudah digali, sudah siap dengan kedatangan jenazah. Nanti akan dibuatkan lebih lebar karena akan dimakamkan dalam satu liang untuk lima peti," kata Fendi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement