REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Pandemi Covid-19 membuat keberangkatan calon pekerja migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Indramayu menjadi terhambat. Para calon PMI berharap, agar mereka bisa segera berangkat ke luar negeri.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Indramayu, Sri Wulaningsih, menyebutkan, selama empat tahun terakhir, yakni 2016, 2017, 2018 dan 2019, jumlah PMI asal Kabupaten Indramayu yang berangkat ke luar negeri rata-rata mencapai 21 ribu orang. "Namun pada 2020, jumlahnya hanya sekitar 4.000 orang. Turun drastis," ujar Wulan, Rabu (24/3).
Wulan menyebutkan, penurunan jumlah calon PMI asal kabupaten Indramayu yang berangkat ke luar negeri itu disebabkan negara-negara penempatan menutup ‘pintunya’ terhadap pekerja asing. Hal itu akibat pandemi Covid-19 yang melanda negara-negara tersebut, termasuk Indonesia.
Wulan menjelaskan, selama ini ada 16 negara penempatan para PMI asal Kabupaten Indramayu. Namun selama pandemi, hanya beberapa negara yang masih menerima PMI asal Kabupaten Indramayu.
"Dari 16 negara penempatan itu, ada yang buka, ada yang tutup," ujar Wulan.
Menurut Wulan, negara penempatan yang tutup selama pandemi justru yang menjadi favorit para PMI asal Kabupaten Indramayu. Seperti Taiwan, Jepang dan Hongkong.
Sedangkan negara yang masih membuka kedatangan PMI asal Kabupaten Indramayu, lanjut Wulan, di antaranya Zimbabwe dan Polandia. Para PMI asal Indramayu bekerja di berbagai bidang di negara tersebut, seperti bidang pertanian, perkebunan dan peternakan.