Rabu 24 Mar 2021 16:42 WIB

BUMD Jasa Sarana Kelola TPPAS Lulut Nambo Ramah Lingkungan

Dengan lahan seluas 15 hektare TPPAS ini punya kapasitas sampah 1.800 ton perhari.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
 Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil saat menjadi pembicara dalam JAPRI (Jabar Punya Informasi) terkait TPPAS Lulut Nambo di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (23/3).
Foto: Istimewa
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil saat menjadi pembicara dalam JAPRI (Jabar Punya Informasi) terkait TPPAS Lulut Nambo di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (23/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- BUMD Jasa Sarana telah menentukan mitra untuk pengelolaan TPPAS Lulut Nambo di Kabupaten Bogor Jawa Barat. Mitra asal Jerman yaitu EUWELLE Environmental Technology GmbH adalah mitra yang berpengalaman dalam pengelolaan sampah berbasis ramah lingkungan.

EUWELLE Environmental Technology GmbH telah menerapkan teknologi MYT (Maximum Yield Technology) di beberapa Negara asia seperti Cina dan Thailand. Saat ini, EUWELLE siap bekerja sama dengan Indonesia untuk menerapkan teknologi tersebut khususnya pada Proyek Nambo di Jawa Barat.

Menurut Direktur Utama PT Jasa Sarana, Hanif Mantiq, penggunaan Teknologi MYT dipilih, karena kelebihannya dalam memanfaatkan secara maksimal proses daur ulang limbah sampah rumah tangga/perkotaan. 

Sehingga, kata dia, menghasilkan potensi energi maksimum yang dikombinasikan melalui inovasi teknologi tinggi dan terdiri dari 5 tahap, di antaranya: Waste Intake, Mechanical Processing, Biological Stage, Biological Drying dan Mechanical Material Separation.

TPPAS Nambo adalah tempat pengelolaan sampah yang berdiri di atas lahan seluas 15 hektare dengan kapasitas sampah 1.800 ton perhari. TPPAS ini diperuntukkan untuk mengelola sampah dari beberapa daerah Jawa Barat, termasuk di antaranya Kota dan Kabupaten Bogor, Kota Depok dan Kota Tangerang Selatan.

Menurutnya, beberapa output dari pengelolaan sampah rumah tangga  tersebut  berupa, Refused Derived Fuel (RDF), Bulir Pupuk, dan Biogas. Produk RDF akan dijual sebagai bahan bakar ramah lingkungan untuk pabrik semen seperti  Indocement dan, sementara Bulir Pupuk dapat dijual ke PT Pupuk Indonesia atau masyarakat sesuai harga pasar. 

 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement