Rabu 24 Mar 2021 15:08 WIB

Banjir Rendam Ratusan Rumah Warga di Cirebon

Hujan di Kabupaten Cirebon diperkirakan masih kategori tinggi hingga sangat tinggi.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Warga berjalan menerobos banjir. Ilustrasi
Foto: Dedhez Anggara/ANTARA
Warga berjalan menerobos banjir. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Banjir kembali menggenangi sejumlah wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Bencana disebut dipicu hujan dengan intensitas tinggi dan berdurasi lama.

Kepala Pelaksana badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Alex Suheriyawan, menjelaskan, banjir merendam tiga blok di Desa/Kecamatan Arjawinangun, Selasa (23/3) pukul 18.00 WIB. Yakni, Blok Posong RT 01 RW 08, Blok Posong Wetan RT 01 RW 07, dan Blok Kebon Pring RT 01 dan 02 RW 09.

 

Alex menjelaskan, peristiwa itu diawali dengan hujan berintensitas tinggi yang berlangsung selama berjam-jam. Kondisi tersebut diperparah dengan kiriman air dari hulu sehingga menyebabkan meluapnya Sungai Posong.

"Apalagi terjadi penyempitan drainase akibat tumpukan sampah sehingga aliran drainase menjadi tersumbat dan meluap menggenangi pemukiman warga,’’ kata Alex, Rabu (24/3).

Alex menyebutkan, banjir menggenangi 295 rumah warga di ketiga blok tersebut. Adapun ketinggian air mencapai 30–100 sentimeter.

Selain merendam rumah warga, lanjut Alex, banjir juga merendam kantor kecamatan setempat. Selain itu, banjir pun menggenangi Kantor Pemadam Kebakaran, tiga mushola dan satu bangunan sekolah dasar (SD).

Alex menyatakan, pihaknya langsung berkoordinasi dengan perangkat desa setempat untuk melakukan penanganan terdampak banjir. Menurutnya, banjir kemudian surut pada Rabu (24/3) dini hari.

Terpisah, Forecaster Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, menjelaskan, prakiraan hujan di Kabupaten Cirebon pada Maret masih kategori tinggi hingga sangat tinggi. Hal itu juga terjadi di wilayah Majalengka dan Kuningan.

"Tingkat curah hujannya diprakirakan mencapai 301 – 500 mm/bulan,’’ ujar Faiz.

Faiz mengatakan, dengan masih tingginya curah hujan pada Maret, masyarakat harus tetap mewaspadai potensi cuaca ekstrem. Seperti hujan lebat, angin kencang, petir, maupun hujan es.

Menurut Faiz, potensi cuaca ekstrem bisa berdampak pada timbulnya bencana hidrometeorologi. Di antaranya, banjir, tanah longsor, gerakan tanah dan pohon tumbang.

"Jadi tetap waspada dan ikuti perkembangan informasi cuaca dari BMKG,’’ kata Faiz.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement