REPUBLIKA.CO.ID, METRO -- Komandan Korem 043 Garuda Hitam Brigjen TNI Toto J Said menyebutkan insiden penembakan sopir taksi daring oleh oknum anggota TNI aktif yang bertugas di Batalyon Infanteri (Yonif) 143/Tri Wira Eka Jaya pada Sabtu (20/3) merupakan kesalahpahaman. Insiden ini berawal dari senjata pelaku yang tertinggal di kendaraan.
"Saya atas nama Komandan Korem 043 Garuda Hitam beserta jajaran mewakili TNI AD menyampaikan penyesalan yang sedalam-dalamnya atas insiden kemarin. Mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat. Insiden ini sama sekali tidak kita kehendaki. Namun demikian pelaku sudah diproses. Tetapi sebetulnya ada kesalahpahaman," kata dia, saat mengunjungi Markas Kodim 0411 LT, Selasa.
Danrem menjelaskan, Sersan G saat itu sedang melakukan dinas dan senjatanya tertinggal di mobil korban. Karena itu, Sersan G kemudian memberhentikan mobil korban untuk mengambil senjata tersebut.
Namun, korban mengira Sersan G akan melakukan tindak kekerasan, karena itu korban berusaha melarikan diri kemudian terjadilah kesalahpahaman tersebut."Intinya gini, 'mana senjataku'. Karena sejatinya bagi kami senjata itu adalah istri pertama. Ibaratnya kita kehilangan istri bagaimana, pastikan stres. Dikiranya korban itu tindak kekerasan dan berusaha untuk melarikan diri maka terjadilah 'miss' komunikasi itu," jelasnya.
Kendati demikian, lanjut dia, insiden penembakan tersebut merupakan kelalaian. Oleh sebab itu, pelaku sudah diamankan dan ditahan di Denpom II/3 Lampung. Danrem menambahkan, saat ini korban masih mendapat perawatan di RS Medika, Natar, Lampung Selatan.
"Korban sedang dirawat dan kita doakan mudah-mudahan segera sembuh. Korban mempunyai kebesaran hati yang luar biasa untuk memaafkan. Beliau hanya meminta agar oknum ini dipindahtugaskan. Tanpa diminta pun akan kami pindah tugaskan," tambahnya.