Selasa 23 Mar 2021 14:56 WIB

16 CCTV Terpasang di Daerah Rawan Banjir Bandung

Diharapkan penanganan banjir lebih cepat dilaksanakan melalui monitoring.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Karta Raharja Ucu
Seorang warga menggunakan styrofoam di permukiman yang terendam banjir, di Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat, Senin (8/2/2021). Banjir setinggi 30 hingga 80 sentimeter akibat luapan Sungai Cihujung tersebut merendam puluhan rumah dan akses jalan dari Kota Cimahi menuju Kabupaten Bandung.
Foto: ANTARA/Raisan Al Farisi
Seorang warga menggunakan styrofoam di permukiman yang terendam banjir, di Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat, Senin (8/2/2021). Banjir setinggi 30 hingga 80 sentimeter akibat luapan Sungai Cihujung tersebut merendam puluhan rumah dan akses jalan dari Kota Cimahi menuju Kabupaten Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Pekerjaan Umum (DPU) memasang 16 CCTV di titik-titik rawan Banjir di Kota Bandung sejak 2020. Diharapkan, penanganan terhadap banjir bisa lebih cepat dilaksanakan melalui monitoring di daerah-daerah rawan banjir.

Kepala DPU Kota Bandung, Didi Riswandi mengatakan pemasangan 16 CCTV dilakukan agar penanganan dan respon terhadap banjir atau genangan bisa lebih cepat. Beberapa CCTV dipasang di titik rawan banjir seperti di perempatan Jalan Gedebage, Pasar Induk Gedebage dan Jalan Moch Toha.

"Sudah ada tanda-tanda kenaikan (banjir), kita informasikan ke UPT yang bersangkutan," ujarnya, Selasa (23/3). Ia menuturkan, petugas akan langsung mengecek ke lokasi rawan banjir dan akan dilakukan tindakan pencegahan termasuk menyiapkan pompa.

"Rencana ada penambahan tiap tahun," ujar dia. Ia berkata, sepanjang 2020, terdapat 10 lokasi yang sering terjadi banjir, di antaranya Jalan Kopo Citarip 24 kali banjir, di wilayah Rancabolang 18 kali.

Selain itu di Jalan Terusan Pasirkoja sebanyak 16 kali genangan banjir, Simpang Gedebage 16 kali, Jalan Cibaduyut 14 kali banjir dan Cikadut 8 kali banjir. Pihaknya mengaku berupaya mencari tempat parkir ari di Kopo Citarip tetapi belum dapat.

Sedangkan rencana membuat sumur imbuhan di Jalan Cibaduyut pada 2020 belum terealisasi dan diharapkan dapat berjalan tahun 2021. Sementara itu, banjir yang kadang terjadi di Pasteur, BBWS berencana akan membuat jalur drainase diperbesar.

Ia mengklaim terjadi penurunan banjir dan genangan dari 2018 hingga saat ini. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, titik rawan banjir mencapai 68 titik, tetapi pada 2020 kejadian banjir hanya mencapai 32 titik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement