REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyebut, Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro telah menunjukkan hasil yang signifikan terhadap penurunan jumlah kasus aktif covid-19 di Ibu Kota. Diketahui terdapat periode penurunan kasus yang sangat signifikan, yakni 7.439 kasus aktif pada tanggal 8 Maret, menjadi 5.747 kasus aktif pada tanggal 16 Maret.
"Artinya, ada penurunan hingga 1.692 kasus dengan diterapkannya PPKM Mikro," kata Kepala Dinkes DKI Jakarta Widyastuti dalam keterangan tertulis resminya di Jakarta, Selasa (23/3).
Adapun saat ini, Pemprov DKI melalui Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 294 Tahun 2021 tentang Perpanjangan PPKM Mikro dan Instruksi Gubernur Nomer 13 Tahun 2021 tentang Perpanjangan PPKM Mikro tingkat RT, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali memperpanjang PPKM Mikro hingga 5 April 2021.
Namun, sambung Widyastuti, periode pascalibur hari besar keagamaan, yaitu Isra Miraj dan Nyepi, kurva kasusnya kembali naik. "Meskipun tetap terkontrol menjadi 7.322 kasus aktif pada 21 Maret 2021,” jelas dia.
Dia menjelaskan, penurunan kasus aktif yang signifikan tersebut juga berdampak pada turunnya keterpakaian tempat tidur isolasi dan ICU. Berdasarkan data Dinkes DKI Jakarta, jumlah kapasitas tempat tidur di ruang isolasi per 7 Maret sebesar 8.256 tempat tidur dan terpakai 4.922 tempat tidur atau 60 persen dari jumlah yang ada. Sedangkan, jumlah kapasitas tempat tidur ICU per tanggal 7 Maret sebesar 1.148 unit dan terpakai 755 ICU atau sebesar 66 persen.
“Sementara itu, per tanggal 21 Maret kami memiliki kapasitas 7.863 tempat tidur isolasi dan terisi 4.258 atau 54 persen, serta untuk ICU sebesar 1.142 dan terisi 674 atau 59 persen. Dengan begitu, tempat tidur dan ICU yang sebelumnya disiapkan dapat dialihkan untuk perawatan pasien non-Covid,” kata dia.
Meski terjadi penurunan jumlah kasus aktif, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengimbau agar warga menahan diri untuk tidak keluar rumah. Terutama bila tidak ada kepentingan yang mendesak, seperti halnya saat terjadi penambahan kasus pascalibur hari besar keagamaan.
“Alhamdulillah, usaha kita bersama untuk menekan laju kasus aktif melalui PPKM Mikro sudah sesuai dengan jalurnya, di mana kita bisa melihat penurunan yang signifikan,” ucap Anies.
“Namun, liburan selalu menjadi faktor terjadinya lonjakan kasus, sehingga ini yang harus kita antisipasi. Tetap menahan diri dan ambil tanggung jawab untuk menghindari risiko keterpaparan,” imbuhnya.
Selain itu, Anies juga memaparkan data survei yang dihimpun tim Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, UNICEF, dan Kader Puskesmas dalam sepekan terakhir yang menunjukkan tingkat kepatuhan masyarakat terhadap disiplin protokol kesehatan (3M) berada di persentase yang kurang memuaskan.
Dia menyebut, ketiga indikator protokol kesehatan itu menurun, di antaranya memakai masker dan menjaga jarak hanya sebesar 40 persen dan mencuci tangan dengan sabun 10 persen saja. Padahal, kata Anies, sebelumnya indikator-indikator tersebut mencapai 85 persen.
“Sekali lagi, kami mengingatkan agar terus menerapkan disiplin protokol kesehatan 3M, meskipun kita bosan dan jenuh, tetapi virusnya tak kenal bosan, tak kenal jenuh. Dan sering juga saya katakan bahwa memakai masker memang tidak nyaman, tetapi lebih tidak nyaman apabila dirawat karena positif Covid-19,” tegas dia.
Anies pun meyakini jika keberlanjutan PPKM Mikro diikuti dengan disiplin 3M warganya, dan ditambah dengan proses vaksinasi maka ke depan Jakarta akan lebih cepat dalam proses pemulihan (recovery), baik pada kesehatan maupun ekonomi. Apalagi ia menyampaikan, proses vaksinasi covid-19 sudah menyentuh angka 824 ribu untuk tahap 1 dan 2, yaitu tenaga kesehatan, lanjut usia, dan pelayanan publik,
“PPKM Mikro ini berdampak efektif juga harapannya beriringan dengan disiplin 3M, ditambah lagi dengan keberadaan vaksin yang akan menjadi game changer dari pandemi ini,” kata Anies lagi.