Selasa 23 Mar 2021 10:00 WIB

Babak Baru Sang Dewa Kipas

Bukan puja puji yang didapat Dewa Kipas usai menaklukkan GothamChess.

Dadang Subur alias Dewa Kipas saat menghadapi GM Irene Kharisma Sukandar.
Foto:

Dadang Subur mengaku tak biasa bertanding catur dalam rentang waktu 10 menit. Dadang sempat mengira bakal berhadapan dengan GM Irene dalam satu pertandingan dengan durasi yang cukup panjang. 

Namun, Dadang akhirnya harus berhadapan dengan Irene hanya dalam waktu 10 menit per babak. Duel tersebut memang digelar dalam empat babak, yang masing-masing babak berdurasi 10 menit dengan jeda antarbabak selama lima menit.

Dadang menyebut, sempat menemui kesulitan saat bertanding catur dengan rentang waktu selama 10 menit. Kendati begitu, Dadang menerima kekalahan ini dan mengakui keunggulan level permainan Irene.

"Saya tidak biasa main 10 menit karena biasanya mainnya di satu kali pertandingan dan main lama. Saya sangat menerima kekalahan ini. Irene tidak ada lengahnya, susah untuk mendapatkan celah,'' kata Dadang seusai duel tersebut, Senin (22/3) sore.

Dadang mengakui melakukan sejumlah langkah blunder pada tiga babak itu. Blunder ini dilakukan Dadang saat transisi dari pembukaan ke pertengahan permainan. 

Dengan blunder ini, ditambah kemampuan dari Irene, Dadang akhirnya menyerah dan mengakui keunggulan Irene. 

Irene mengaku begitu menikmati duel dengan Dadang. Duel catur antara dia dan Dadang Subur ini bukanlah ajang pembuktian yang terhebat antara keduanya, melainkan sebagai ajang persahabatan.

''Setelah ini, saya harap tidak ada lagi polemik lagi yang bereda di dunia maya. Pertandingan ini semata-mata untuk persahabatan, bukan sebagai ajang pembuktian,'' tutur Irene seusai duel.

Pecatur internasional Indonesia, GM Susanto Megaranto, yang menjadi komentator, menilai permainan Dewa Kipas cukup lumayan. Menurut Susanto, permainan Dewa Kipas ada di sekitar elo rating 2.100.

"Permainan Pak Dadang bagus, tapi belum cukup melawan Irene," kata Susanto.

GM Susanto mengatakan dari segi kemampuan, Dadang sebenarnya sempat memberikan ancaman kepada Irene. 

Namun, Dadang kerap melakukan blunder, terutama saat transisi dari pembukaan langkah ke pertengahan permainan. Blunder inilah yang menjadi perbedaan antara kualitas Irene dengan Dadang.

"Pak Dadang memiliki kemampuan untuk bisa mengancam. Dari segi kemampuan, Pak Dadang cukup lumayan, tapi tidak cukup untuk bisa melawan Irene. Terlalu jauh," kata Susanto saat hadir sebagai komentator di duel tersebut. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement