Senin 22 Mar 2021 07:56 WIB

Ketika Anies Ungguli Ganjar dan Emil dalam Survei Capres

Anies Baswedan dipilih banyak anak muda di survei capres Indikator Politik Indonesia

Rep: Mimi Kartika/ Red: Elba Damhuri
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat memaparkan hasil survei.
Foto:

Respons PDI Perjuangan Soal Anies Baswedan

Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menanggapi hasil survei Indikator Politik Indonesia yang menunjukkan Ganjar Pranowo berada di urutan kedua calon presiden yang dipilih anak muda. Posisi kader PDIP tersebut tepat berada di bawah Anies Rasyid Baswedan. 

"Ya undecided-nya (jumlah orang yang belum menentukan pilihan) masih cukup besar," ujar Hasto dalam acara rilis hasil survei tersebut secara daring, Ahad (21/3). 

Ia mengatakan, PDIP belum mendapatkan representasi pilihan anak muda dengan jumlah undecided voters yang cukup besar. 

Akan tetapi, menurut dia, hasil survei tersebut mengindikasikan berjalannya proses kaderisasi partai politik karena munculnya calon pemimpin dari kalangan parpol. 

Hasto juga menanggapi hasil survei terkait pilihan parpol yang menunjukkan anak muda lebih memilih Gerindra dibandingkan PDIP. Namun, ia menganggap hasil survei saat ini terlalu dini. 

"Kalau tentang survei kan istilahnya Belanda masih jauh, bagi PDI Perjuangan yang penting partai hadir di tengah rakyat," kata Hasto. 

Respons Gerindra Soal Ketidakpercayaan Anak Muda

Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Rahayu Saraswati Djojohadikusumo merespons hasil survei Indikator Politik Indonesia yang mengungkap kurangnya kepercayaan anak muda terhadap partai politik atau politikus. 

Rahayu menilai, tingginya ketidakpercayaan anak muda terhadap parpol atau politikus menjadi tantangan bagi partai saat ini, termasuk Partai Gerindra, untuk meyakinkan pentingnya kesadaran berpolitik.

"Kita harus bergerak untuk memastikan anak muda di Indonesia tahu atau sadar tentang politik, memberi pendidikan politik, dan tentu meningkatkan minat untuk terlibat," ujar Rahayu saat menanggapi survei Indikator Politik Indonesia, Ahad (21/3).

Rahayu menilai, saatnya generasi muda ikut terlibat dalam perubahan agar aspirasinya terwakili, yakni masuk dalam politik. Setidaknya, kata Rahayu, suara anak muda dapat memberikan warna dalam politik saat ini.

Rahayu juga meyakini, generasi muda saat ini bukan apatis terhadap politik meski memiliki kepercayaan yang rendah pada politik. 

"Karena tidak ada data riil mengatakan anak muda Indonesia apatis terhadap politik, kecewa iya, tidak percaya terhadap parpol iya, tetapi mereka tidak apatis," kata dia.

Rahayu mengungkapkan, ketidakpercayaan anak muda Indonesia terhadap parpol maupun politikus sering kali disebabkan oleh oknum parpol. Sebab, ia menyadari penilaian terhadap partai politik tidak terlepas dari kadernya yang melanggar hukum.

"Karena hampir semua partai pernah atau memiliki kader yang mungkin kena dengan kasus korupsi, misalnya ya, jadi langsung dikaitkan ke parpol bukan dipisahkan antarkader itu dengan parpol, nah parpol langsung kena. Itu akhirnya yang pengaruhi anak muda, kepercayaan mereka terhadap parpol," kata Rahayu.

Karena itu, ia menilai hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi parpol maupun politikus untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat, termasuk anak muda. 

"Semua catatan tadi menjadi nilai tambah kita untuk tambah evaluasi dan untuk memastikan arah apa yang kita sampaikan kepada anak muda," ujar Rahayu menjelaskan.

BACA JUGA: Seorang Guru Lumpuh di Garut Lumpuh Usai Vaksinasi Covid-19 Dosis Kedua?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement