REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO--Dinas Kesehatan Banyumas meluruskan pernyataan Satgas Covid 19 tingkat nasional yang menyebutkan wilayahnya masih masuk zona merah. Kepala Dinkes Banyumas Sadiyanto menyebutkan, pada Bulan Maret 2021 ini, wilayah Banyumas sudah tidak lagi masuk zona merah.
"Kalau dilihat dari berbagai indikatornya, Kabupaten Banyumas pada Bulan Maret 2021 ini sudah masuk zona orange. Tidak lagi merah," jelasnya, Sabtu (20/3). Dia menyebutkan, sejumlah indikator tingkat keparahan wabah Covid 19, sudah mengalami penurunan yang signifikan. Seperti angka kematian akibat Covid 19 sejak awal Maret 2021 hingga 20 Maret 2021 ini, sudah mengalami penurunan hingga 64 persen dibanding Bulan Februari 2021.
"Pada Bulan Februari 2021, angka kematian pasien Covid 29 tercatat sebanyak 71 orang. Namun pada Bulan Maret hingga tanggal 20 ini, baru tercatat 18 orang. Jadi mengalami penurunan yang luar biasa," katanya.
Catatan penurunan kasus kematian ini, menurut Sadiyanto, menunjukkan tren penurunan sejak awal tahun 2021. Pada Januari, jumlah kematian pasien Covid 19 masih mencapai angka 135 orang. Dengan demikian, pada Februari 2021 mengalami penurunan hingga 47 turun. "Mudah-mudahan, tren penurunan ini terus berlanjut dalam waktu-waktu selanjutnya," katanya.
Demikian juga dengan temuan kasus baru pasien Covid 19, Sadiyanto juga menyatakan menunjukkan tren penurunan. Bila pada Januari 2021 tercatat ada sekitar 1.700 kasus baru, maka pada Februari 2021 turun menjadi 1.300 kasus baru. Sedangkan pada Maret 2021 hingga tanggal 20 Maret ini, jumlah kasus baru yang ditemukan tercatat sebanyak 700 kasus.
Dia mengakui, temuan kasus baru ini masih cukup tinggi. ''Setiap hasil pemeriksaan PCR keluar, selalu ada kasus baru yang ditemukan. Seperti pada hari ini, ada sebanyak 40 kasus baru yang ditemukan, secara
Namun dia menyebutkan, tingkat keparahan gejala yang dialami pasien Covid 19 juga mengalami penurunan. Hal ini ditandai dengan tingkat hunian bangsal perawatan khusus pasien Covid 19, yang terus mengalami penurunan.
"Per hari ini, jumlah pasien Covid 19 yang dirawat di berbagai rumah sakit di Banyumas hanya ada 88 pasien. Ini ini menunjukkan pasien Covid 19 yang menunjukkan gejala sehingga membutuhkan perawatan di rumah sakit, jauh menurun dibanding bulan-bulan sebelumnya," katanya.
Menurut Sadiyanto, turunnya berbagai indikator tingkat keparahan wabah Covid 19, dipengaruhi berbagai faktor. Antara lain akibat penerapan PPKM skala mikro, makin taatnya warga Banyumas dalam menerapkan protokol kesehatan, dan juga ditopang oleh pelaksanaan program vaksinasi di Banyumas.
Menyinggung soal pelaksanaan vaksinasi di Banyumas, Sadiyanto menyatakan, sejauh ini pihaknya baru bisa melakukan vaksinasi bagi sekitar 30 ribu warga Banyumas. "Angka ini memang masih sangat jauh bila dibandingkan dengan target sasaran vaksinasi sebanyak 1.176.000 orang warga Banyumas," katanya.
Dia menyebutkan, masih jauhnya sasaran vaksinasi dibandingkan target, bukan disebabkan ketidaksiapan petugas medis di Banyumas dalam melakukan vaksinasi. Namun lebih disebabkan pasokan vaksin yang tidak menentu. "Sejak awal Februari 2021, Kabupaten Banyumas baru menerima vaksin Sinovac sebanyak 72 ribu dosis. Dengan dua kali pelaksanaan vaksin, maka warga yang bisa mendapat vaksin baru sekitar 30.000 orang," katanya.
Untuk itu dia berharap, pasokan vaksin bisa lebih lancar sehingga upaya membentuk kekebalan komunitas terhadap penyakit Covid 19, bisa diperkuat. Terlebih, banyak sasaran-sasaran prioritas yang belum bisa dilakukan vaksinasi akibat pasokan vaksin yang tidak lancar.
Seperti kalangan calon jemaah haji dan guru. Untuk para calon haji, dia menyebutkan dalam waktu dekat dibutuhkan cukup banyak vaksin agar para calon haji bisa menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci. "Jemaah calon haji ini termasuk prioritas yang harus mendapat vaksin. Dari Banyumas, ada sekitar 1.200 orang calon haji yang perlu divaksin," katanya.