REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN--Sekolah jenjang SMP dan SD di wilayah Kabupaten Semarang, menggelar uji coba (tryout) menghadapi ujian sekolah tatap muka atau pembelajaran tatap muka (PTM). Pelaksanaan uji coba tersebut berlangsung selama lima hari, yang dimulai hari Senin (15/3) dan akan berakhir Jumat (19/3) lusa.
Berdasarkan pantauan di lapangan, pelaksanaan uji coba PTM untuk menghadapi Ujian Sekolah ini dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan dan pencegahan Covid-19 yang ketat. Hal ini untuk menekan seminimal mungkin risiko penularan Covid-19, di lingkungan sekolah.
Salah satunya di SMPN 5 Ungaran, di wilayah Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang yang untuk kali ini diikuti sebanyak 207 siswa kelas IX. Penerapan protokol kesebatan di mulai dari rumah, karena sekolah mengharuskan siswa pergi dan pulang tanpa menggunakan angkutan umum.
“Mereka (para siswa kelas IX) berangkat mengikuti uji coba PTM di sekolah dan pulang harus diantar dan dijemput oleh orang tua masing- masing,” ungkap Kepala SMPN 5 Ungaran, Murtiningsih saat dikonfirmasi di sela pelaksanaan uji coba.
Sesampainya di sekolah, siswa juga harus menerapkan jaga jarak saat mereka harus bergantian mencuci tangan dan melakukan skrining suhu tubuh, di bawah pengawasan langsung para guru. Setelah itu siswa dipersilakan menempati ruang pelaksanaan tryout yang sudah disiapkan oleh sekolah.
“Dari 207 siswa peserta uji coba ini, kami bagi menjadi enam ruangan dengan rata- rata per ruang berisi maksimal 18 orang siswa. Dengan begitu, kami leluasa layout untuk menerapkan layout jaga jarak di dalam ruang pelaksanaan uji coba ini,” ungkapnya.
Murtiningsih juga mengungkapkan, kebijakan menyelenggarakan uji coba ini sebelumnyasudah didasarkan pada persetujuan orang tua siswa. Para guru sekolah terlebih dahulu mengedarkan surat persetujuan yang harus diisi oleh orang tua siswa.
Dari surat persetujuan tersebut, 100 persen orang tua menyetujui putra- putri mereka mengikuti uji coba PTM di sekolah. Umumnya, orang tua beralasan jika uji coba dilaksanakan secara daring di rumah, justru banyak kendala.
Seperti ada kekhawatiran anak (siswa) bangunnya kesiangan, kalua ada hal yang belum jelas orang tua juga tidak akan kesulitan untuk menjelaskan dan sebagainya. “Makanya, semua orang tua menyepakati putra-putri mereka untuk mengikuti uji coba secara tatap muka ini,” tegasnya.
Murtiningsih juga menjelaskan, di tengah situasi pandemi yang masih belum bisa dikendalikan seperti sekarang ini, sekolah juga tidak bisa mengesampingkan izin dari orang tua siswa untuk menggelar tryout tapka. Kalaupun ada orang tua yang tidak menyetujui putra- putrinya megikuti secara tapka, maka sekolah pun juga akan memberikan pelayanan untuk mengikuti dari rumah.
Seperti halnya pembelajaran tatap muka yang diberikan kepada siswa kelas VIII, yang kebetulan ada siswa yang tidak diizinkan oleh orang tuanya. Maka guru sekolah juga tetap melayani pembelajaran dengan berkunjung ke rumah siswa. “Namun, untuk kelas IX, semua orang tua menyetujui untuk melaksanakan uji coba secara tatap muka di sekolah,” tambahnya.
Salah seorang peserta tryout tapka di SMPN 5 Ungaran, Aliya Rindani mengakui, lega bisa megikuti uji coba di sekolah. Bahkan ia juga lebih suka pembelajaran tatap muka sudah bisa dilakukan di sekolah langsung oleh guru dari pada pembelajaran secara daring.
Karena untuk memahami materi pelajaran akan lebih jelas jika langsung diberikan guru secara tatap muka. “Misalnya saja untuk mata pelajaran (mapel) matematika, kami akan kesulitan kalua hanya memahami secara daring. Kalau tatap muka, kita bisa meminta guru untuk menjelaskan lebih rinci,” jelasnya.
Makanya, Aliya lebih suka dengan pelaksanaan tryout secara tapka di sekolah. “Kebetulan orang tua juga setuju jika saya mengikuti trayout meghadapi usian sekolah ini secara tatap muka,” tambahnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disdikbudpora) Kabupaten Semarang, Sukaton Purtomo yang dikonfirmasi di sela monitoring uji coba kelas IX di SMPN 5 Ungaran mengungkapkan, kebijakan dinasnya memang mengizinkan tryout untuk menghadapi ujian sekolah dilaksanakan secara tatap muka.
“Disdikbudpora mengizinkan kepada para kepala sekolah penyelenggara maupun kepada siswa jenjang SD dan SMP di Kabupaten Semarang untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi ujian sekolah,. Rencananya ujian akan dilaksanakan pada bulan April 2021 mendatang,” katanya.
Menurut Sukaton, pertimbangan yang paling diutamakan dalam pelaksanaannya adalah izin dari orang tua siswa. Kalau untuk sarana dan prasarana pendukung protokol kesehatan di lingkungan satuan penyelenggara pendidikan memang sebenarnya sudah siap, bahkan sesuai dengan ketentuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kendati begitu, jika orang tua tidak mengizinkan, menurutnya juga bukan menjadi persoalan, karena tiap sekolah tetap akan melayani siswa untuk bisa mengikuti uji coba walaupun dari rumah. Kebetulan untuk pelaksanaan pembelajaran maupun uji coba secara tatap muka persentase orang tua yang tidak mengizinkan cukup kecil.