REPUBLIKA.CO.ID, MALANG, JAWA TIMUR -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan sebanyak 106 orang perawat di wilayah Jawa Timur meninggal dunia akibat virus corona selama pandemi Covid-19. Pemprov menyampaikan rasa duka mendalam terhadap para perawat yang gugur setelah terpapar saat bertugas tersebut.
"Kita semua berduka, ada 106 perawat di Jawa Timur yang meninggal karena terpapar Covid-19 pada saat memberikan pelayanan," kata Khofifah usai memberikan pengarahan pada HUT Persatuan Perawat Nasional Indonesia di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa (17/3).
Khofifah menambahkan 106 orang perawat yang meninggal dunia tersebut telah berjuang dengan memberikan pengorbanan luar biasa pada saat melaksanakan tugas untuk menangani pandemi virus corona di provinsi ini. "Ini adalah perjuangan dengan pengorbanan yang luar biasa, yang sudah didedikasikan para perawat di Indonesia, khususnya di Jawa Timur," kata Khofifah.
Dalam upaya menekan penyebaran Covid-19, Pemerintah Provinsi Jawa Timur saat ini menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro. Berdasarkan data Pemerintah Provinsi Jawa Timur, pelaksanaan PPKM Mikro tersebut dinilai mampu menekan penyebaran virus corona.
Pelaksanaan PPKM mikro dinilai memberikan dampak yang signifikan terhadap penurunan penyebaran Covid-19 di Jawa Timur.
Sebelum penerapan PPKM Mikro, di Jawa Timur terdapat delapan zona merah. Saat ini, sudah tidak ada lagi zona merah penyebaran Covid-19. 16 kabupaten/kota atau sekitar 42 persen berstatus zona kuning.
PPKM Mikro di Jawa Timur akan diperpanjang hingga 22 Maret 2021, mengacu pada Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 5 Tahun 2021 tentang Perpanjangan Pemberlakuan PPKM Berbasis Mikro dan Mengoptimalkan Posko Penanganan Covid-19 di Tingkat Desa dan Kelurahan untuk Pengendalian Penyebaran Covid-19. Di wilayah Jawa Timur, secara keseluruhan tercatat ada 134.852 kasus konfirmasi positif virus corona.
Dari total kasus tersebut, sebanyak 123.066 orang dilaporkan sembuh, sementara 9.495 orang dinyatakan meninggal dunia.