REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Calon Ketua Ikatan Alumni (IA) Institut Teknologi Bandung (ITB), Gembong Primadjaya menyoroti persoalan kasus stunting di Provinsi Jawa Barat. Saat ini, stunting merupakan kondisi kekurangan gizi kronis yang terjadi selama periode paling awal pertumbuhan dan perkembangan anak. Tidak hanya menyebabkan tubuh pendek, stunting juga memiliki banyak dampak buruk bagi anak.
Menurut Koordinator Tim Gemilang Solid Ganesha, Abdul Lucky, kondisi tersebut menarik perhatian Gembong Primadjaya. Terlebih, berdasarkan data yang dikantonginya, masih banyak kasus stunting dialami warga Jabar.
"Salah satu penyebab kasus stunting,adalah minimnya ketersediaan air bersih yang dapat dikonsumsi warga," ujar Lucky yang merupakan alumni Teknik Mesin ITB 2003 itu, dalam keterangan resminya, Sabtu (13/3).
Oleh karena itu, Gembong Primadjaya melalui Tim Solid Gemilang Solid Ganesha menggagas program bantuan penyediaan air bersih lewat bantuan pompa hidram atau rump pump. Bantuan tersebut diberikan kepada warga kampung di daerah-daerah terpencil, khususnya yang belum terjangkau layanan listrik seperti yang dialami warga Desa Mekarmukti, Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang.
"Selama ini, meskipun Indonesia sudah 76 tahun merdeka, masyarakat di sana harus mengambil air turun ke sungai berjarak 300 meter, mendaki tebing setinggi 30 meter hingga sampai ke bibir sungai," ujarnya.
Berkat bantuan pompa hidram itu, warga Desa Mekarmukti kini tidak perlu lagi berjalan jauh untuk mendapatkan air karena mereka tinggal mengambil air bersih ke bak reservoir yang ditempatkan di tengah-tengah kampung.
Gembong Primadjaya mengatakan, program bantuan pompa hidram tersebut merupakan salah satu upaya pihaknya dalam membantu pemerintah menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi warga, seperti persoalan air bersih. "Ada banyak masalah yang dihadapi bangsa ini. Karena itu, sudah menjadi tugas kita sebagai alumni ITB untuk bersatu membantu pemerintah mencari solusi dari berbagai masalah," katanya.