REPUBLIKA.CO.ID, GANTUNG--Penghuni daerah kepulauan sering dipusingkan dengan kebutuhan air baku. Meski dikelilingi bentangan air laut, namun aktifitas masyarakat sehari-hari seperti, mandi, masak, mencuci harus menggunakan air baku. Perlu sistem perairan yang baik untuk menyelesaikan permasalahan ini.
Karenanya, meski di tengah rintik hujan, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman tidak melewatkan sosialisasi dan dialog yang membahas optimalisasi fungsi Bendungan Pice Kabupaten Belitung Timur bersama Forkopimda Babel, dan Forkopimda Belitung Timur, Jumat (12/3).
Keberadaan Bendungan Pice sangat penting untuk menjamin ketersediaan sumber air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) cabang gantung sebesar 40 liter/detik, sumber air daerah irigasi Desa Selingsing untuk areal lahan potensial 3.100 hektar, wilayah Bendungan Pace ini juga menjadi area pariwisata potensial bagi Belitung Timur (Beltim).
Bang ER, sapaan akrab Gubernur Babel bersemangat mendengarkan paparan Kepala Balai wilayah Sungai Babel, Panca tentang kondisi dan luas Bendungan Pice dari hulu ke hilir, serta permasalahannya. Kesempatan ini juga dimanfaatkanya untuk berdialog langsung dengan kelompok tani (Beltim).
"Bendungan Pice ini memiliki luas tampungan sekitar 3.200 hektar, sehingga mampu menampung ketersediaan air baku lebih dari 3.816 keluarga. Wilayah kita ini kepulauan, jadi sulit air baku. Untuk itu, penting bagi kita untuk memanfaatkan air baku dari Bendungan Pice secara efektif dan efisien. Saat ini, ada lebih dari 4.800 potensi sawah yang bisa dialiri dari bendungan pice ini," respon Gubernur Erzaldi.
Menelisik permasalahan yang terjadi, sistem perairan yang efektif dan efisien menjadi penting, demi mencapai target Babel dalam memenuhi target ketahanan pangan dan kebutuhan air baku masyarakat.
Di samping itu, Gubernur Erzaldi mengungkapkan bahwa Beltim adalah salah satu kabupaten yg ditunjuk sebagai program yang diusulkan ke pusat sebagai pelaksanaan food estate. Sebuah program jangka panjang pemerintahan Indonesia, yang berguna untuk menjaga ketahanan pangan dalam negeri. Ketersediaan sawah dalam kondisi optimal perlu mendapat perhatian.
Pada momen ini, Bupati Beltim menyampaikan, sejak banjir pada tahun 2017, Bendungan Pice mengalami kerusakan total. Letak tanggul dan batas bendungan tidak lagi jelas. Pintu air yang sudah tidak berfungsi. Bahkan, saat ini sawah masyarakat tidak bisa dialiri, sehingga sawah hanya mengandalkan curah hujan. Tentu ini menjadi masalah bagi petani Beltim.
Kepala Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang berkesempatan menyampaikan aspirasinya sangat berharap, agar perbaikan Bendungan Pice segera direalisasikan agar sawah petani dapat segera dialiri sehingga, hasil produksi jadi maksimal.