REPUBLIKA.CO.ID, LUBUKBASUNG -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat melalui Resor Agam menyesalkan warga tidak mengandangkan ternaknya. Akibatnya, ternak dimangsa harimau sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) di Sawah Liek Aia Rangek, Jorong Cubadak Lilin, Nagari Tigo Balai.
"Saya menyesalkan masih ada warga yang tidak mengandangkan ternaknya. Sementara kami sudah berulang kali mengimbau warga untuk mengandangkan ternak agar tidak dimangsa satwa liar," kata Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam Agam, Ade Putra, di Lubukbasung, Rabu (10/3).
Ia mengatakan bahwa imbauan itu disampaikan melalui wali nagari, wali jorong, bhabinkamtibmas dan masyarakat. Pihaknya meminta warga agar mengandangkan ternak dan tidak menggembalakan ternak berupa sapi, kerbau, dan kambing di pinggir hutan.
Namun, masih ada warga tidak mengandangkan ternaknya, sehingga tiga ekor kerbau milik warga Cubadak Lilin, Nagari Tiga Koto Silungkang, Kecamatan Matur dimangsa harimau, Senin (8/3). Akibatnya, induk kerbau milik Mito Hariadi (26) mati dan dua ekor anaknya mengalami luka-luka.
"Lokasi tiga kerbau diserang itu berada di pinggir hutan dan ini berdasarkan identifikasi lapangan yang kami lakukan, Selasa (9/3)," katanya.
Ia mengakui sebagian warga sekitar telah mengetahui bahwa lokasi tiga ekor kerbau dimangsa satwa liar itu merupakan habitat harimau. Ada beberapa titik konflik satwa di Agam berada di Kecamatan Palembayan, Palupuh, Matur, dan Tanjungmutiara.
Lokasi konflik itu berada di sekitar pinggir hutan penggunaan lain, hutan lindung, dan lainnya. "Hampir setiap tahun konflik itu terjadi di daerah itu," katanya.