REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Komunikasi Publik Demokrat kubu Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko, Razman Nasution, membantah pihaknya melibatkan intel kepolisian untuk mengancam ketua DPD dan DPC. Menurutnya, informasi tersebut hanya mengada-ada.
"Tidak ada, buktikan saja jangan mengada-ada," ujar Razman di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (9/3).
Ia menegaskan, Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebaiknya tidak mengarang cerita untuk menjatuhkan pihaknya. Jika memang ada ancaman tersebut, ia meminta mereka untuk membuktikannya.
Di samping itu, ia justru menyinggung pihak AHY yang melakukan pemecatan kepada kader-kader yang mengikuti kongres luar biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatra Utara. Padahal, mereka hanya ingin menyampaikan keluhannya terhadap yang terjadi di Partai Demokrat.
"Kami pun anggota kami banyak yang dipecati tidak ada yang melakukan protes," ujar Razman.
Isu pengambilalihan kursi kepemimpinan Partai Demokrat dari AHY kian panas. Kali ini muncul isu adanya tekanan terhadap para kader Demokrat di tingkat daerah untuk mengakui kepemimpinan versi KLB di Deli Serdang.
Baca juga : Kemenkumham Belum Terima Dokumen KLB Demokrat
Kabar tersebut disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Benny K Harman, melalui akun Twitter-nya pada Selasa (9/3). Pernyataan Benny itu sudah dimintai konfirmasi oleh Republika.co.id untuk dipublikasikan.
Benny mengungkap aksi intimidasi justru dilakukan oleh pihak kepolisian. Pihak kepolisian, Benny menambahkan, mempertanyakan siapa saja pengurus Demokrat di tiap wilayah.
"Para pengurus Demokrat tingkat kabupaten dan kota kini resah. Mereka diancam intel-intel polres untuk menyerahkan nama-nama pengurus inti partai," kata Benny.
Baca Juga: Ibnu Khaldun, Sejarah: Asal Kehancuran Negara dan Peradaban