Selasa 09 Mar 2021 20:11 WIB

Ilal Ferhard Sebut KLB Ada karena Kegagalan AHY

Ilal minta AHY tak perlu kebakaran jenggot tanggapi hasil KLB.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Indira Rezkisari
Sejumlah kader Partai Demokrat membubuhkan tanda tangan saat pernyataan menolak Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Kudus, Jawa Tengah, Senin (8/3/2021). Pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kudus menyatakan menolak KLB yang berlangsung di Deli Serdang, Sumatera Utara dan tetap mendukung AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
Foto: YUSUF NUGROHO./ANTARA FOTO
Sejumlah kader Partai Demokrat membubuhkan tanda tangan saat pernyataan menolak Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Kudus, Jawa Tengah, Senin (8/3/2021). Pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kudus menyatakan menolak KLB yang berlangsung di Deli Serdang, Sumatera Utara dan tetap mendukung AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu panitia Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatra Utara (Sumut), Ilal Ferhard, mengatakan KLB digelar berdasarkan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) pada tahun 2005. Menurutnya, KLB diadakan atas permintaan para kader.

Ilal mengatakan, kader merasa selama ini Partai Demokrat di bawah pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tidak ada perubahan. "Iya betul saya menghadiri KLB tersebut. KLB tersebut diadakan berdasarkan permintaan para kader juga kok. Mereka merasa kepemimpinan AHY tidak menghasilkan signifikan suara demokrat. Partai Demokrat dipegang SBY dan AHY makin merosot. DPR dan DPD juga berkurang dari Partai Demokrat. Ini kan namanya kegagalan dalam kepemimpinan," katanya saat dihubungi Republika, Selasa (9/3).

Baca Juga

Kemudian, ia melanjutkan dengan kegagalan kepemimpinan tersebut. Ia sebagai salah satu pendiri Partai Demokrat mencari pemimpin yang berpotensi membawa Partai Demokrat semakin modern dan maju terus.

Menurutnya, Moeldoko sosok yang pantas memimpin Partai Demokrat. "Saya juga berdiskusi dengan para pendiri yang lain, bagaimana ya biar yang menjadi pemimpin demokrat ini lebih dinamis. Selain Moeldoko, kami juga sempat ajak figur lain seperti Ridwan Kamil dan Idham Aziz," kata dia.

Ia menambahkan meskipun kubu AHY bilang KLB ini abal-abal tapi ini adalah politik. Politik itu dinamis. Seharusnya, kata dia AHY tidak usah khawatir dengan hal ini.

"Ya AHY tidak usah kebakaran jenggot dia kan punya pendukungnya juga. Percaya diri saja," kata dia.

Menurutnya, saat ini tinggal menunggu hasil dari Kemenkumham terkait KLB tersebut. Jika hasilnya Moeldoko disahkan dan AHY tidak terima.

AHY bisa mengajukan hal ini ke PTUN. "Ya kan ada wadah lain kan. Dilihat saja hasilnya bagaimana. Saya hanya ingin Partai Demokrat semakin maju saja," kata dia.

Sebelumnya diketahui, Moeldoko menerima keputusan KLB Deli Serdang. KLB menetapkan Moeldoko sebagai ketua umum  partai.

Hal ini disampaikan Moeldoko melalui sambungan telepon di hadapan kader yang hadir dalam KLB. "Baik dengan demikian, saya menghargai dan menghormati keputusan saudara. Oke kita terima menjadi ketua umum," ujar Moeldoko, dalam sambutan kemenangan melalui sambungan telepon.

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), lalu menyebut KLB Demokrat tidak sah. Dia menilai Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko tak mencerminkan sikap kesatria. Dia mengungkap adanya akal-akalan dari Moeldoko untuk menjabat sebagai pimpinan tertinggi partai.

"Saya dengar ada akal-akalan dari KSP Moeldoko dan pelaku kudeta. Sebelum mengangkat menjadi ketua umum ilegal, AD/ART yang sah diubah dan digantikan dengan versi KLB," ujar SBY.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement