REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG--Larangan Pemerintah Pusat agar Aparatur Sipil Negara (ASN) tidak bepergian ke luar kota pada libur peringatan hari besar keagamaan akhir pekan ini, didukung oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Tak hanya kepada para ASN, orang nomor satu di Provinsi Jawa Tengah tersebut bahkan juga meminta kepada warganya tidak berwisata ke luar kota/ daerah terlebih dahulu, guna menekan penyebaran Covid-19.
Dikonfirmasi di ruang kerjanya, Gubernur Jawa Tengah mengatakan, akhir pekan ini bakal ada masa libur panjang (10 hingga 14 Maret 2021), berkenaan dengan peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW dan Hari Raya Nyepi.
Oleh karena itu, Jawa Tengah sangat mendukung surat edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (menpan-RB) terkait dengan larangan bagi ASN dan keluarganya untuk tidak bepergian ke luar kota/ daerah tersebut.
Kepada seluruh ASN di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah agar mematuhi surat edaran menpan-RB tersebut dengan kesadaran penuh. “Sebab –faktanya-- setiap liburan panjang ada penambahan kasus Corona,” ungkapnya.
Maka, lanjut Ganjar, semua ASN di lingkungan Pemprov Jawa Tengah harus bisa memberikan contoh kepada semua warga Jawa Tengah dengan tidak bepergian ke luar kota atau ke luar daerah.
“Bahkan, jika ada yang nekat mengabaikan larangan tersebut dan tetap pergi ke luar kota tanpa alasan yang penting dan mendapatkan izin, saya akan memanggil ASN yang bersangkutan, dan siap- siap menerima sanksi disiplin,” tegasnya.
Tak hanya kepada ASN, Ganjar juga meminta warga Jawa Tengah tidak pergi ke luar kota saat libur Isra Miraj dan Hari Raya Nyepi nanti. Mereka diminta liburan di rumah bersama keluarga dan tetap menghindari kerumunan.
Kalau pun harus pergi, batasi hanya di sekitar lingkungan tempat tinggalnya saja atau yang dekat- dekat. Pemerintah hanya ingin agar masyarakat tidak melakukan hal- hal yang berisiko besar terhadap penularan virus Corona.
“Maka tetap hindari kerumunan, hindari mobilitas yang terlalu tinggi secara bersamaan. Sehingga masyarakat bisa menjaga diri semuanya dan kasus infeksi Corona yang landau tidak melonjak lagi,” tambahnya.
Gubernur juga mengaku optimistis warga Jawa Tengah bakal bisa mengurangi mobilitas saat libur panjang nanti. Sebab beberapa kali sudah dicoba dan hasilnya lumayan berhasil untuk mengendalikan pertambahan kasus Covid-19.
Ia juga mengapresiasi kebijakan Pemerintah Pusat yang telah memangkas cuti bersama pada dua perayaan besar keagamaan tersebut. Pemerintah menyatakan tanggal 12 Maret yang semula dikatakan hari ‘kejepit’ dan akan diliburkan, akhirnya dibatalkan.
“Kami berterimakasih pada Pemerintah Pusat yang telah mengambil keputusan pemangkasan cuti bersama tersebut. Semoga ini bisa membantu bangsa ini dalam mengendalikan risiko penularan Covid-19,” katanya.