REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung sudah menyusun tiga skenario terkait rencana pembelajaran tatap muka yang ditargetkan dilaksanakan Juni mendatang. Skenario tersebut dilakukan berdasarkan kesiapan sekolah, siswa, orang tua dan kondisi terbaru tentang Covid-19.
"Kita akan menyiapkan tiga skenario belajar tatap muka. Pertama 10 sampai 25 persen maksimal masa uji coba simulasi. Kedua berlangsung 1 sampai 4 minggu selanjutnya masa transisi 2 bulan. Kalau sudah dianggap sudah aman 2 bulan itu kita menyiapkan 50 persen siswa boleh ke sekolah yang lain di rumah," ujar Kasi Kurikulum Bidang SMP, Bambang Aryanto, Selasa (9/3).
Ia menuturkan, pihaknya akan menerapkan blended learning. Selanjutnya, pihaknya akan menjalankan belajar tatap muka dengan persentase 50 hingga 100 persen tergantung pada kondisi penyebaran Covid-19 di Kota Bandung.
"Kita akan mengajukan konsultasi kepada Satgas Covid-19, yang masih rawan tentu akan berpengaruh terhadap komposisi jumlah siswa," katanya.
Ia mengatakan, pada tiap minggu siswa yang belajar tatap muka direncanakan hanya untuk kelas satu dan dua. Selanjutnya, minggu berikutnya kelas 3 dan 4 dan seterusnya pada minggu berikutnya.
Selain itu, 50 persen siswa yang sudah siap belajar tatap muka. "Skenario setengah dari jumlah siswa yang siap misal satu kelas 32 orang yang siap 20 maka setengahnya 10 orang," katanya.
Bambang mengatakan, pihaknya menargetkan pelaksanaan belajar tatap muka dapat berjalan Juni mendatang. Ia pun melanjutkan jika dari 252 SMP dan 400 lebih SD di Kota Bandung sekitar 80 persen sudah siap melaksanakan belajar tatap muka dengan protokol kesehatan yang maksimal.
"Alhamdulillah dari SMP, 252 dan SD 400 dan PaUD semua sudah mengisi daftar periksa dan kami sudah mengecek hampir sebagian banyak sekolah di Kota Bandung siap melaksanakan belajar tatap muka," ungkapnya.
Ia mengatakan, sekolah-sekolah tersebut sudah menyiapkan sarana protokol kesehatan, menyiapkan guru-guru yang akan belajar tatap muka termasuk data orang tua yang mengijinkan anak-anaknya belajar di sekolah.
"Sekolah sudah mendata guru mana yang siap dan belum siap. Sekolah sudah mendata mana orang tua yang mengizinkan dan belum mengizinkan dan mana siswa yang siap dan belum siap untuk belajar tatap muka," katanya.