Sabtu 06 Mar 2021 10:10 WIB

Ini Penyebab Penyintas Covid-19 Gagal Donor Plasma

Rata-rata penyintas gagal melewati skrining lantaran antibodinya sudah mulai turun.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Esthi Maharani
Penyintas Covid-19 melakukan donor plasma konvalesen
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Penyintas Covid-19 melakukan donor plasma konvalesen

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI — Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bekasi telah menyediakan terapi plasma konvalesen bagi pasien Covid-19. Akan tetapi, jumlahnya masih sangat terbatas. Manajer Mutu Laboratorium PMI Kota Bekasi, dr Abas Suherli, keterbatasan stok plasma lantaran jumlah pendonor yang memenuhi persyaratan minim.

“Kira-kira yang memenuhi persyaratan itu cuma 25-30 orang dari 80 orang yang sudah di-skrining,” kata Abas kepada wartawan, Sabtu (6/3).

Lebih lanjut dia menjelaskan, rata-rata penyintas gagal melewati skrining lantaran antibodinya sudah mulai turun. Salah satu yang dipersyaratkan oleh dokter ketika penyintas hendak mendonorkan plasma adalah minimal sudah dinyatakan negatif tiga bulan.

“Kenapa tiga bulan? Karena diharapkan antibodinya belum turun terlalu jauh atau banyak,” jelasnya.

Apabila pengukuran antibodinya di bawah standar, maka tidak diambil plasmanya. Secara internasional, kata Abas, kadar antibodi yang ideal untuk proses donor plasma konvalesen adalah 90/180.

“Nah kalau di bawah itu tidak kita ambil karena nanti percuma,” ujar dia.

Selain kadar antibodi, rata-rata kegagalan yang dialami penyintas saat mendonorkan plasma adalah rendahnya hemoglobin atau leukosit (darah putih) yang terlalu tinggi. “Kita memang harus safety buat pendonor dan penerima,” terangnya.

Hal lain yang tidak kalah penting adalah penggunaan plasma untuk mengobati pasien Covid-19 harus sesuai dengan anjuran dokter. Sehingga, tidak bisa pasien atau keluarga pasien yang meminta pengadaan plasma kepada PMI.

“Yang meminta adalah dokter yang merawat. Jadi bukan keluarga. Yang tahu kondisi pasien kan dokternya,” ungkap dia.

Abas menerangkan, karena kebutuhannya yang banyak dan diminati, stok plasma konvalesen selalu habis maksimal tiga hari kerja.  Terapi plasma ini diperuntukkan bagi pasien yang masuk kategori sedang dan berat.

“Plasma konvalesen itu bukan salah satu obat yang manjur gitu ya, tetapi suatu terapi pengobatan yang cukup baik. Juga diperuntukkan bagi pasien-pasien yang sedang dirawat di rumah sakit dalam kondisi sedang sampai berat, bukan yang kritis,” terang dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement