REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menunjuk tokoh ulama Nahdlatul Ulama (NU) Said Aqil Siradj sebagai Komisaris Utama (Komut) PT Kereta Api Indonesia (KAI). Anggota Komisi VI DPR Evita Nursanty tak mempersoalkan terkait penunjukan tersebut.
"Menurut saya tidak masalah kalau Kiai Said Aqil Siradj jadi komut KAI. Saya mendukung," kata Evita kepada Republika, Kamis (4/3).
Dia pun menjelaskan sejumlah alasan Said Aqil tepat menjabat sebagai komut PT KAI. Pertama, ia melihat Said Aqil dinilai punya pendidikan yang mumpuni.
"Meskipun tak terkait langsung dengan teknik atau bisnis, tapi dengan pendidikan dan pengalaman organisasi selama ini pasti sangat memahami seperti apa manajemen maupun leaderships yang dibutuhkan dimanapun posisi jabatan," ujar politikus PDIP itu.
Kemudian alasan kedua, sebagai pemimpin umat, Evita menganggap Said memahami transportasi publik yang didambakan masyarakat dan di satu sisi mampu menjadi pengawas kebijakan maupun pelaksanaan perkeretaapian.
"Jadi ditunjuknya Kiai Said Aqil bagus saja, tidak ada masalah," ungkapya.
Sebelumnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menunjuk Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj sebagai Komisaris Utama (Komut) yang juga merangkap Komisaris Independen PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI. Prosesi pengangkatan dilakukan pada Rabu (3/3) siang.
Penjunjukan Said Aqil sebagai komisaris utama dan independen KAI disampaikan Riza Primadi yang juga ditunjuk sebagai komisaris independen KAI. Riza berharap, dapat menjaga amanah dalam mengemban kepercayaan tersebut.
"Iya benar. Insya Allah amanah," kata Riza saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Rabu (3/3).