REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan Indonesia terus berupaya mengurangi ketergantungan impor alat kesehatan. Salah satu upaya itu adalah dengan menghasilkan alat kesehatan buatan sendiri, seperti ventilator dan alat tes cepat Covid-19.
"Upaya kita mengurangi ketergantungan impor alat kesehatan maupun obat berhasil dilakukan," kata Menristek Bambang dalam acara virtual peringatan Satu Tahun Pandemi Covid-19 di Jakarta, Selasa (2/3).
Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan pada awal pandemi Covid-19, terjadi begitu banyak impor alat tes cepat (rapid test) antibodi untuk skrining atau penapisan Covid-19. Bambang menuturkan karena kondisi pada saat itu bersifat mendesak, sehingga mungkin tidak ada analisa atau penilaian terhadap kualitas dari alat tes cepat Covid-19 berbasis antibodi yang diimpor dari berbagai negara tersebut.
Sementara impor untuk alat tes antibodi, ventilator, termometer dan bahan baku obat untuk membuat vitamin, Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 yang dibentuk Kementerian Riset dan Teknologi pada Maret 2020 berupaya untuk menghasilkan produk riset dan inovasi untuk substitusi impor. Saat itu, Indonesia mengimpor seluruh kebutuhan ventilator dari luar negeri.