REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Kasus Covid-19 mulai merambah kalangan mahasiswa di Kabupaten Cianjur. Saat ini, ada puluhan mahasiswa dari sekolah tinggi di Cianjur yang dinyatakan positif Covid-19.
Data dari Satgas Covid-19 Cianjur menyebutkan, klaster baru tersebut diakibatkan sekolah tinggi ada yang tetap dengan membuka pembelajaran tatap muka. "Dari laporan yang masuk untuk mahasiswa yang terpapar ada 30 orang," ujar Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Cianjur Yusman Faisal kepada wartawan, Senin (1/3).
Mereka merupakan mahasiswa dari sebuah sekolah tinggi di Kecamatan Ciranjang. Selain mahasiswa, ada sebanyak 17 orang santri yang positif Covid di salah satu ponpes di Kecamatan Karangtengah.
Sehingga, total ada 47 orang santri dan mahasiswa yang terkonfirmasi Covid-19. Kasus positif Covid-19 dari santri dan mahasiswa menambahkan catatan baru klaster penyebaran Covid-19 di Cianjur.
Namun, kata Yusman, sebagian sudah ada yang selesai dan ada juga yang masih perawatan dan isolasi. Harapannya, semua yang terpapar bisa kembali sehat.
Plt Bupati Cianjur Herman Suherman menerangkan, pondok pesantren dan sekolah tinggi tersebut dinilai membandel. Sebab pemkab sudah meminta agar tidak ada pembelajaran tatap muka.
"Intinya sudah dilarang ada pembelajaran tatap muka," kata Herman. Misalnya pesantren harus ada izin dan laporan dulu ke gugus tugas.
Akan tetapi membandel, sehingga dampaknya malah muncul klaster baru. Ke depan Herman berharap sekolah, ponpes ataupun perguruan tinggi mematuhi anjuran pemerintah untuk tidak menggelar pembelajaran tatap muka.
Upaya tersebut lanjut Herman, harus dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Sehingga diimbau tidak memaksakan dan lebih baik menjalankan pembelajaran daring.