Ahad 28 Feb 2021 20:09 WIB

BPPT akan Evaluasi Operasi Rekayasa Cuaca di Jabodetabek

Evaluasi ini untuk menentukan apakah rekayasa cuaca dilanjutkan atau dihentikan.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan mengevaluasi pelaksanaan operasi rekayasa cuaca untuk mitigasi dampak cuaca ekstrem di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). (ilustrasi).
Foto: Prayogi/Republika.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan mengevaluasi pelaksanaan operasi rekayasa cuaca untuk mitigasi dampak cuaca ekstrem di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan mengevaluasi pelaksanaan operasi rekayasa cuaca untuk mitigasi dampak cuaca ekstrem di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Operasi akan dievaluasi pada Senin, 1 Maret 2021, bersama BNPB dan BMKG.

"(Evaluasi operasi) ini untuk menentukan apakah lanjut atau dihentikan berdasarkan masukan proyeksi cuaca ke depan," kata Kepala BPPT Hammam Riza di Jakarta, Ahad (28/2).

Hammam mengatakan hari ini disiapkan bahan semai berupa 2,3 ton NaCl serta dua sorti penerbangan menggunakan pesawat CN-295 dan CASA-212 milik TNI Angkatan Udara untuk mendukung penerapan teknologi modifikasi cuaca (TMC) di wilayah Jabodetabek. Teknologi modifikasi cuaca diterapkan untuk mengupayakan hujan turun sebelum awan hujan mencapai Jabodetabek sehingga intensitas hujan di wilayah tersebut berkurang dan tidak sampai menimbulkan banjir.

Sejak 21 Februari 2021 hingga 27 Februari 2021, sebanyak 22 ton NaCl ditebar menggunakan 13 sorti penerbangan dalam operasi rekayasa cuaca di wilayah Jabodetabek. BPPT bekerja sama dengan TNI Angkatan Udara, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional dalam menjalankan operasi rekayasa cuaca.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement