Jumat 26 Feb 2021 20:11 WIB

BMKG: Waspadai Gelombang Tinggi Pesisir Selatan Jabar-Jateng

Kecepatan angin di laut selatan Jabar-DIY berpotensi mencapai kisaran 8-30 knot

Ombak besar di pesisir pantai Bagedur, Lebak, Banten, Jumat (30/10/2020). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang tinggi kisaran 4-6 meter yang terjadi di perairan selatan Banten dan Samudra Hindia serta meminta kepada masyarakat dan nelayan agar mewaspadai adanya potensi gelombang tinggi tersebut.
Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Ombak besar di pesisir pantai Bagedur, Lebak, Banten, Jumat (30/10/2020). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang tinggi kisaran 4-6 meter yang terjadi di perairan selatan Banten dan Samudra Hindia serta meminta kepada masyarakat dan nelayan agar mewaspadai adanya potensi gelombang tinggi tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP--Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat di pesisir selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mewaspadai gelombang tinggi di laut selatan Jabar-DIY. "Saat ini di Samudra Hindia selatan Jabar terdapat tekanan rendah yang mencapai 997 hPa (hektopascal.)," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Jateng, Jumat (26/2).

Menurut dia, kondisi tersebut berdampak pada peningkatan kecepatan angin di laut selatan Jabar-DIY yang dapat memicu terjadinya gelombang tinggi. Dalam hal ini, kata dia, kecepatan angin di laut selatan Jabar-DIY berpotensi mencapai kisaran 8-30 knot yang bertiup dari barat daya hingga barat laut."Oleh karena itu, kami mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku sejak hari Jumat (26/2), pukul 07.00 WIB, hingga Sabtu (27/2), pukul 07.00 WIB, dan akan diperbarui jika ada perkembangan lebih lanjut," katanya.

Ia mengatakan peringatan dini gelombang tinggi tersebut dikeluarkan karena tinggi gelombang di perairan selatan Sukabumi, perairan selatan Cianjur, perairan selatan Garut, perairan selatan Tasikmalaya, perairan selatan Pangandaran, Samudra Hindia selatan Cilacap, Samudra Hindia selatan Kebumen, Samudra Hindia selatan Purworejo, dan Samudra Hindia selatan Yogyakarta berpotensi mencapai kisaran 2,5-4 meter atau masuk kategori tinggi.

Sementara tinggi gelombang di Samudra Hindia selatan Samudra Hindia selatan Sukabumi, Samudra Hindia selatan Cianjur, Samudra Hindia selatan Garut, Samudra Hindia selatan Tasikmalaya, dan Samudra Hindia selatan Pangandaran berpotensi mencapai kisaran 4-6 meter atau masuk kategori sangat tinggi.Menurut dia, BMKG hingga saat ini terus memantau perkembangan tekanan rendah yang masih berada di wilayah Indonesia tersebut.

Teguh mengatakan jika tekanan rendah tersebut menguat, dapat berpotensi menjadi siklon tropis atau badai dan penamaannya akan dilakukan oleh BMKG selama posisinya masih berada di wilayah Indonesia. Akan tetapi jika siklon tropis tersebut sudah masuk wilayah Australia, kata dia, penamaannya dilakukan oleh Badan Meteorologi setempat, yakni Bureau of Meteorology."Berdasarkan pantauan kami, posisi tekanan rendah tersebut pada Kamis (25/2) malam terpantau di Samudra Hindia barat daya Jawa Barat dengan tekanan udara di pusatnya mencapai 995 hPa, namun pagi ini (26/2) berada di Samudra Hindia selatan Jawa Barat dengan tekanan udara di pusatnya mencapai 997 hPa dan gerakannya menjauhi wilayah Indonesia," katanya.

Lebih lanjut, dia memprakirakan keberadaan pusat tekanan rendah tersebut juga berdampak pada peningkatan kecepatan angin di wilayah Jateng bagian selatan khususnya Cilacap dan sekitarnya. Selain itu, kata dia, kondisi tersebut juga berpotensi mengakibatkan terjadinya hujan dengan intensitas ringan hingga sedang di wilayah Jateng selatan dan pegunungan tengah Jateng bagian selatan."Sementara di pegunungan tengah Jateng bagian utara hingga wilayah pantura Jateng berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat," katanya.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement