jatimnow.com - Protokol kesehatan (prokes) terus digalakkan untuk menekan penyebaran Covid-19.
Salah satunya, gerakan santri bermasker yang dicanangkan Polda Jatim bersama para kiai dan ulama serta Forkopimda Jatim.
Selain Forkopimda, launching pencanangan yang dilaksanakan di Mapolda Jatim itu turut dihadiri Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWMU) Jatim, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim, serta Kementerian Agama (Kemenag) Jatim.
Juga diikuti para ulama dari seluruh pondok pesantren (Ponpes) di Jawa Timur, dan Polres jajaran di seluruh Jawa Timur secara virtual.
Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta mengatakan pencanangan gerakan santri bermasker ini merupakan bagian penting dalam penanganan dan pencegahan wabah Covid-19 di Jatim.
Ia yakin dengan jumlah pesatren dan santri di Jawa Timur yang jumlahnya ribuan itu bisa memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
"Kami mempunyai pemikiran bahwa santri akan menjadi basis yang kuat dan penting dalam menghadapi Covid-19," kata Nico di saat melaunching pencanangan gerakan santri bermasker di Mapolda Jatim, Kamis (25/2/2021).
Dalam acara tersebut, Irjen Nico juga membagikan masker sebanyak 1.287.000 secara simbolis yang diterima oleh perwakilan santri yang mengikuti acara itu.
Nico mengucapkan banyak terimakasih kepada masyarakat Jatim, para kiai, ulama, dan santri atas identitas yang telah dibangun selama ini bersama TNI, Polri dan pemerintah daerah, serta seluruh kamtibmas yang berjalan kondusif dan baik.
"Saya mengajak seluruh masyarakat Jawa Timur untuk bermunajat dan berdoa bersama-sama memohon pertolongan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, semoga kita semua dapat terbebas dari Covid-19 demi terwujudnya Jawa Timur bangkit dan Indonesia maju," ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa ingin memanggil kembali memori warga bangsa, terutama Jawa Timur.
Yang lebih spesifik adalah penguatan bermasker tetap bisa menjadi bagian dari pelaksanaan disiplin protokol kesehatan.
"Hari ini yang dilakukan adalah kembali pada gerakan bermasker untuk para santri, karena memang di Jawa Timur ini pesantren-pesantren dengan jumlah santri ribuan itu cukup besar dan cukup banyak," katanya.
"Dan kegiatan di pesantren banyak hal yang terus terkawal protokol kesehatannya, terutama bagimana bermasker dengan benar dan menjaga jarak serta mencuci tangan, 3M bahkan sekarang 5M, ini menjadi bagian yang kita konsolidasikan berseiring dengan proses vaksinasi," kata Khofifah.