Rabu 24 Feb 2021 17:21 WIB

SSMS Sinergikan Positif Peneliti dan Praktisi Perkebunan

SSMS berkomitmen menjaga keharmonisan antarsumber daya manusia dan lingkungan.

Penelitian bibit sawit (ilustrasi)
Foto: istimewa
Penelitian bibit sawit (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) berkomitmen kuat menjaga keharmonisan antarsumber daya manusia dan juga lingkungan hidup di sekitar lokasi usaha. Mereka juga bertekad menciptakan sinergi positif antara peneliti dan praktisi perkebunan kelapa sawit milik SSMS

“Dengan adanya sinergi positif diharapkan berdampak positif pada peningkatan produktivitas tanaman dan lahan, pengolahan hasil produksi maupun kegiatan penunjang lainnya,” kata Head of Corporate Secretary PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS), Swasti Kartikaningtyas, dalam siaran persnya, Kamis (25/2).

Melalui sinergi ini, kata Swasti, akan tercipta satu visi yang sama, untuk bersama-sama mewujudkan target-target perusahaan. Untuk mewujudkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik dalam praktik bisnis Perseroan, Sulung Research Station (SRS) sebagai lini peneliti melakukan field day bersama praktisi perkebunan terkait praktik pengelolaan terbaik. Tujuannya, mendapatkan produktivitas optimal di lahan Perkebunan perusahaan.

Dilanjutkannya, produksi salah satu tujuan yang harus dicapai, namun terdapat banyak faktor yang memengaruhi pencapaiannya. Salah satu faktor yang mengakibatkan produksi tidak mencapai potensial progeninya adalah iklim dan tanah. Hal ini akan mengakibatkan munculnya potensial produksi yang dapat dicapai pada kondisi iklim dan tanah tertentu yang sesuai lingkungan Perkebunan PT SSMS Tbk.

SRS memaparkan, terdapat beberapa faktor pembatas produksi yang perlu diketahui bersama selain iklim dan tanah. Antara lain jenis tanah, bahan tanam, status hara, rekomendasi pemupukan serta management practice (panen, perawatan, aplikasi pupuk, konservasi tanah dan air, dan lainnya).

Management practice memiliki pengaruh terbesar dalam pencapaian produksi kelapa sawit dengan persentase sekitar 20 persen. Faktor ini dapat diperbaiki dengan pengelolaan serta perlakuan tepat dan baik. Untuk mengoptimalkan hal tersebut, SRS menyampaikan rekomendasi baik jangka pendek maupun jangka panjang kepada praktisi Perkebunan.

Menurut Swasti Kartikaningtyas, untuk itu ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Di antaranya, aplikasi pupuk tepat waktu, tempat, dosis dan metode, senantiasa menjaga kelembaban tanah dengan melakukan selektif weeding dan konsistensi penyusunan pelepah. Lainnya, konsistensi melakukan tindakan konservasi tanah dan air dengan aplikasi bahan organik secara regular serta water management.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement