REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sebanyak 12 santri Pesantren Persis 67 Benda Kota Tasikmalaya masih menjalani isolasi. Belasan santri itu disebut masih bergejala, sehingga belum diizinkan untuk pulang.
Kepala Bidan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra mengatakan, 12 santri yang masih diisolasi itu tersebar di sejumlah tempat. Sebanyak delapan orang diisolasi di Rumah Sakit (RS) Dewi Sartika dan empat orang diisolasi di RS Purbaratu.
"Masih ada 12 santri yang isolasi karena gejalanya masih terasa. Namun sebagian besar sudah diperbolehkan pulang," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (25/2).
Sebelumnya, terdapat total 389 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 dari klaster Pesantren Persis 67 Benda Kota Tasikmalaya. Ratusan orang yang terdiri dari santri, pengajar, dan karyawan pesantren itu, diisolasi terpisah di sejumlah tempat, di antaranya Hotel Crown, asrama pesantren, RS Dewi Sartika, RSUD dr Soekardjo, dan RS Purbaratu.
Para santri, pengajar, dan karyawan pesantren, yang terkonfirmasi positif Covid-19 itu sudah mulai dipulangkan sejak Selasa (23/2). Sebab, mereka dinilai sudah melewati masa isolasi selama 14 hari. Hanya saja, santri yang masih bergejala belum diizinkan pulang.
"Saat ini, yang diisolasi di RSUD sudah pulang semua, begitu juga yang di pesantren dan Hotel Crown. Tinggal di RS Dewi sartika delapan orang dan RS Purbaratu empat orang," kata dia.
Pimpinan Pesantren Persis 67 Benda Kota Tasikmalaya, ustaz Asep Abdul Hamid mengatakan, untuk sementara kegiatan pesantren dihentikan terlebih dahulu. Namun, kegiatan belajar mengajar masih akan dilakukan secara daring. "Saya belum bisa memastikan sampai kapan. Kita perlu sterilisasi terlebih dahulu. Kita sekarang fokus pemulihan dulu," kata dia.
Ia menambahkan, ke depan ketika santri akan kembali masuk ke pesantren, pihaknya akan koordinasi dengan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya. Dengan begitu, diharapkan tak akan terjadi lagi kejadian serupa.