REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) menangkap kegelisahan guru menyangkut vaksinasi Covid-19. P2G menemukan masih ada sebagian guru yang ragu memperoleh vaksinasi.
Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim memandang kekhawatiran dan keraguan sebagian guru terhadap vaksinasi terbilang wajar. Sebab tak semua dari guru mendapat sosialisasi dan memperoleh pemahaman yang sama soal Covid-19."Masih ada guru-guru enggak mau divaksin bisa jadi masih ragu-ragu, belum siap. Itu sebagian kecil," kata Satriwan pada Republika, Rabu (24/2).
Hanya saja, Satriwan menduga sebagian besar guru justru berkenan divaksin. Tujuannya agar dapat menjalankan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan aman."Guru-guru sebenarnya sudah nunggu divaksin karena mereka berharap laksanakan PTM," ujar Satriwan.
Selain itu, Satriwan menilai para guru belum mendapat pemahaman yang sama mengenai vaksinasi. Ia meminta pemerintah pusat, daerah beserta Satgas Covid-19 memaksimalkan sosialisasi. Adapun organisasi profesi guru, termasuk P2G siap menguatkan sosialisasi tersebut.
Pelaksanaan vaksinasi guru resmi dimulai pada Rabu (24/2) dengan cara pengumpulan ratusan guru di salah satu SMA di Jakarta. Pemerintah menargetkan semua guru dan tenaga kependidikan tuntas divaksin pada Juli tahun ini.
Baca juga : KPAI: Peraturan Pembelajaran Tatap Muka Harus Ketat
"Guru-guru di Jakarta dan luar Jakarta mempertanyakan teknis vaksinasi. Apakah ikut pola seperti hari ini dikumpulkan atau di sekolah masing-masing, ke puskesmas atau ke rumah sakit. Guru-guru belum paham bagaimana teknis divaksinasi, kapannya dan bagaimana pemilihan yang divaksin," kata Satriwan.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menargetkan sasaran vaksinasi tahap kedua bagi pendidik, yaitu guru, dosen, dan tenaga pendidik mencapai 5.057.582 orang.