Kamis 25 Feb 2021 07:17 WIB

P2G: Masih Ada Sebagian Guru Ragu Divaksin

Vaksinasi guru resmi dimulai pada Rabu (24/2) di salah satu SMA di Jakarta.

Rep: Rizky Surya/ Red: Hiru Muhammad
Tenaga pendidikan jalani vaksinasi Covid-19 di SMA Negeri 70, Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (24/2).Pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) bersama Kementerian Kesehatan (Menkes) menggelar vaksinasi Covid-19 tahap dua untuk profesi guru, tenaga kependidikan, dan dosen dengan target penerima vaksin sebanyak 5.058.582 orang dari guru, tenaga pendidik, dan dosen di seluruh Indonesia. Vaksinasi tersebut ditargetkan selesai pada bulan Juni 2021, sehingga proses pembelajaran tatap muka di sekolah bisa dimulai pada tahun ajaran baru 2021/2022, atau pada Juli mendatang. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Tenaga pendidikan jalani vaksinasi Covid-19 di SMA Negeri 70, Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (24/2).Pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) bersama Kementerian Kesehatan (Menkes) menggelar vaksinasi Covid-19 tahap dua untuk profesi guru, tenaga kependidikan, dan dosen dengan target penerima vaksin sebanyak 5.058.582 orang dari guru, tenaga pendidik, dan dosen di seluruh Indonesia. Vaksinasi tersebut ditargetkan selesai pada bulan Juni 2021, sehingga proses pembelajaran tatap muka di sekolah bisa dimulai pada tahun ajaran baru 2021/2022, atau pada Juli mendatang. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) menangkap kegelisahan guru menyangkut vaksinasi Covid-19. P2G menemukan masih ada sebagian guru yang ragu memperoleh vaksinasi. 

Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim memandang kekhawatiran dan keraguan sebagian guru terhadap vaksinasi terbilang wajar. Sebab tak semua dari guru mendapat sosialisasi dan memperoleh pemahaman yang sama soal Covid-19."Masih ada guru-guru enggak mau divaksin bisa jadi masih ragu-ragu, belum siap. Itu sebagian kecil," kata Satriwan pada Republika, Rabu (24/2).

Hanya saja, Satriwan menduga sebagian besar guru justru berkenan divaksin. Tujuannya agar dapat menjalankan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan aman."Guru-guru sebenarnya sudah nunggu divaksin karena mereka berharap laksanakan PTM," ujar Satriwan.

Selain itu, Satriwan menilai para guru belum mendapat pemahaman yang sama mengenai vaksinasi. Ia meminta pemerintah pusat, daerah beserta Satgas Covid-19 memaksimalkan sosialisasi. Adapun organisasi profesi guru, termasuk P2G siap menguatkan sosialisasi tersebut.

Pelaksanaan vaksinasi guru resmi dimulai pada Rabu (24/2) dengan cara pengumpulan ratusan guru di salah satu SMA di Jakarta. Pemerintah menargetkan semua guru dan tenaga kependidikan tuntas divaksin pada Juli tahun ini.

Baca juga : KPAI: Peraturan Pembelajaran Tatap Muka Harus Ketat

"Guru-guru di Jakarta dan luar Jakarta mempertanyakan teknis vaksinasi. Apakah ikut pola seperti hari ini dikumpulkan atau di sekolah masing-masing, ke puskesmas atau ke rumah sakit. Guru-guru belum paham bagaimana teknis divaksinasi, kapannya dan bagaimana pemilihan yang divaksin," kata Satriwan.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menargetkan sasaran vaksinasi tahap kedua bagi pendidik, yaitu guru, dosen, dan tenaga pendidik mencapai 5.057.582 orang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement