Rabu 24 Feb 2021 05:30 WIB

Genose di Transportasi Udara dan Laut Segera Diterapkan

Keterangan bebas Covid-19 penumpang udara harus dilaporkan secara sentral.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Muhammad Fakhruddin
Calon penumpang meniup kantong nafas saat mengikuti tes deteksi COVID-19 dengan metode Gajah Mada Electric Nose Covid-19 (GeNose C19) di Stasiun Pasar Senen di Jakarta, Senin (22/2/2021). PT KAI Daop 1 Jakarta membatalkan perjalanan Kereta Api Jarak Jauh pada keberangkatan Stasiun Gambir sebanyak delapan kereta api dan pada Stasiun Pasar Senen tujuh kereta api akibat perawatan pada sejumlah lintasan rel kereta api yang terendam banjir.
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Calon penumpang meniup kantong nafas saat mengikuti tes deteksi COVID-19 dengan metode Gajah Mada Electric Nose Covid-19 (GeNose C19) di Stasiun Pasar Senen di Jakarta, Senin (22/2/2021). PT KAI Daop 1 Jakarta membatalkan perjalanan Kereta Api Jarak Jauh pada keberangkatan Stasiun Gambir sebanyak delapan kereta api dan pada Stasiun Pasar Senen tujuh kereta api akibat perawatan pada sejumlah lintasan rel kereta api yang terendam banjir.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan penerapan Genose sebagai alat screening penumpang transportasi tidak akan hanya dilakukan di stasiun kereta api. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan Genose segera diterapkan dalam operasional moda transportasi udara dan laut. 

"Animo masyarakat sangat bagus sekali bahkan saat ini teman-teman dari sektor udara inginkan penggunaan Genose," kata Budi dalam konferensi video, Selasa (23/2). 

Khusus transportasi udara, Budi mengatakan keterangan bebas Covid-19 penumpang harus dilaporkan secara sentral. Untuk itu, Budi meminta Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub dan stakeholders transportasi udara dapat melakulan penerapan Genose dengan baik. 

Rencananya, penggunaan alat deteksi Genose akan diterapkan di Pelabuhan Tanjung Priok pada akhir pekan ini. Hanya saja, penerapan Genose untuk transportasi laut sama seperti darat, dilakukan secara acak atau random. 

Sementara itu, untuk sektor moda transportasi udara, rencananya penerapan Genose akan diterapkan pada 1 April 2021. "Ini karena ada beberapa hal yang harus dibahas lebih lanjut secara teknis operasionalnya," tutur Budi. 

Budi memastikan, dalam persiapannya, Kemenhub juga berkoordinasi dengan pihak terkait. Beberapa dianyaranya seperti, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), dan jajaran peneliti Genose dari Universitas Gadjah Mada. 

Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan, sangat mendukung kehadiran Genose sebagai salah satu alternatif alat screening Covid-19 yang digunakan di simpul-simpul transportasi."Genose merupakan produk dalam negeri dan memiliki kelebihan-kelebihan seperti lebih mudah dan aman penggunannnya, tingkat akurasi cukup tinggi," jelas Muhadjir.

Sementara itu, Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga mendukung penuh penerapan Genose yang merupakan karya anak bangsa, sudah teruji, dan sudah memiliki izin edar dari Kementerian Kesehatan. Luhut juga menyetujui rencana diberlakukannya penggunaan Genose sebagai salah satu alternatif alat pendeteksi Covid-19 mulai tanggal 1 April 2021 pada seluruh moda transportasi.

“Saya menyetujui seluruh simpul transportasi menggunakan GeNose sebagai salah satu alternatif alat pengecekan terhadap Covid-19, tetapi kualitas dari Genose ini harus terus ditingkatkan,” jelas Luhut. 

Saat ini penggunaan Genosw sebagai syarat perjalanan sudah dilakukan untuk angkutan kereta api jarak jauh. PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI sudah menerapkan Genose di delapan stasiun yaitu Pasar Senen dan Gambir di Jakarta, Bandung, Cirebon, Semarang Tawang, Solo Balapan, Yogyakarta Tugu, dan Surabaya Pasar Turi. Sementara itu, untuk angkutan bus dan penyeberangan, Genose hanya diterapkan secara acak. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement