REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN--Banyaknya informasi yang simpang siur mengenai vaksin masih membuat cukup banyak masyarakat bimbang untuk mengikuti vaksinasi. Di Kabupaten Sleman, misalnya, pendataan vaksinasi terhadap pedagang pasar menunjukkan antusias yang masih rendah.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo membenarkan, pedagang pasar menjadi salah satu kalangan yang tingkat pendaftaran vaksinasinya masih rendah. Malah, angkanya masih jauh dari 50 persen jika melihat total pedagang pasar Sleman.
"Kemarin waktu pendataan bersama Disperindag dari 15.000 pedagang pasar di Sleman, ternyata yang mendaftar baru sekitar 3.000," kata Joko ketika ditemui di sela-sela pelaksanaan vaksinasi di RSUD Sleman, Selasa (23/2).
Ia berpendapat, rendahnya antusias pedagang pasar untuk mendaftar vaksin itu bisa dikarenakan beberapa alasan. Namun, informasi yang simpang siur tentang vaksinasi cukup memberikan pengaruh besar terhadap keinginan masyarakat mengikuti vaksinasi.
Joko mengungkapkan, untuk pedagang pasar sendiri rencananya akan dilaksanakan dua skenario. Skenario pertama mereka akan mengikuti vaksinasi yang dipusatkan di satu fasilitas kesehatan, lalu skenario kedua mengikutinya di tempat umum seperti GOR.
Meski begitu, ia menekankan, sampai saat ini sosialisasi dalam rangka mengedukasi masyarakat masih terus dilakukan lewat berbagai media. Bahkan, Joko mengungkapkan, Presiden RI rencananya akan ke Pasar Bringharjo untuk memberi edukasi ke pedagang.
"Untuk pedagang pasar sendiri (pelaksanaan vaksinasi) sekitar dua pekan lagi karena masih menunggu vaksin. Vaksinnya sudah sampai ke provinsi, kita menunggu distribusi ke kabupaten/kota," ujar Joko.
Saat ini, ia menambahkan, di Kabupaten Sleman sendiri pelaksanaan vaksinasi baru memasuki tahap kedua dengan menargetkan pelayan publik. Termasuk, puluhan wartawan di Sleman yang turut bertujuan meluaskan sosialisasi seputar vaksin ke masyarakat.